Malang (Antaranews Jatim) - Kementerian Agama akan segera melakukan pendataan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan berbagai instrumen lain kementerian tersebut, terkait dengan bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, selain pendatatan para ASN Kementerian Agama yang menjadi korban bencana tersebut, pendataan lainnya adalah akan dilakukan terhadap lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren dan madrasah, Kantor Urusan Agama (KUA), serta rumah ibadah.
"Kita akan melakukan tahap identifikasi, minggu depan akan kita lakukan di Sulawesi Tengah. Setelah itu, beru kita masuk pada tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Lukman, seusai menghadiri The 3rd International Conference on University-Community Engagement 2018 (ICON UCE), di Kota Malang, Senin.
Lukman menjelaskan, Kementerian Agama telah menyiapkan tiga tahapan dalam menghadapi bencana alam seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Tahapan pertama adalah membentuk tim tanggap darurat, kemudian tahap identifikasi, dan ketiga adalah rehabilitasi.
Untuk melakukan pendataan dan identifikasi, tidak bisa dilakukan sesaat setelah terjadi bencana alam, karena kondisi yang ada masih dalam keadaan darurat. Selain itu, masyarakat yang terdampak bencana alam masih bellum berada pada kondisi yang memungkinkan untuk dilakukan pendataan.
"Mereka masih perlu waktu. Sekarang masih masuk fase darurat, kami memberikan bantuan kebutuhan pokok yang diperlukan," kata Lukman.
Selain itu, lanjut Lukman, pendataan juga akan dilakukan pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, dan pihaknya segera mengeluarkan kebijakan khusus terkait dampak dari bencana tersebut. Mahasiswa yang belajar di IAIN Palu, akan dibangunkan tenda darurat untuk kegiatan belajar mengajar sementara.
"Tapi, selain itu, kita akan kembangkan untuk kuliah di IAIN lain yang berdekatan dengan Palu, seperti di Palopo, Sulawesi Selatan," ujar Lukman.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa bumi mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9), pukul 17.02 WIB, berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR). Gempa tersebut berpusat di kedalaman sepuluh kilometer, 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah.
Gempa tersebut memicu terjadinya tsunami setinggi 0,5 meter hingga enam meter di pesisir barat Sulawesi Tengah.
Tercatat, berdasarkan data Posko Satuan Tugas Gabungan Tanggap Darurat Bencana Tsunami Sulawesi Tengah hingga 7 Oktober 2018, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam tersebut mencapai 1.763 jiwa, dan diperkirakan masih bisa bertambah.
Selain korban meninggal dunia, posko tanggap bencana juga mencatat ada 2.632 orang yang terluka, 265 orang hilang, dan 152 orang yang masih tertimbun. Bencana itu juga memaksa 62.359 orang mengungsi dan menyebabkan 66.926 rumah rusak, serta 2.736 sekolah rusak.(*)
Kemenag Segera Lakukan Pendataan Terkait Bencana Sulteng
Senin, 8 Oktober 2018 19:00 WIB