Surabaya (Antaranews Jatim) - Tiga komoditas di Jawa Timur menjadi penghambat inflasi di wilayah setempat, sehingga Laju Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Senin mengatakan tiga komoditas utama penghambat laju inflasi yaitu penurunan harga daging ayam ras, kedua turunnya harga telur ayam ras, serta ketiga turunnya tarif angkutan udara, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, tomat sayur, guma, kacang panjang dan susu balita.
"Kondisi tersebut dipicu oleh turunnya harga berbagai bahan makanan, khususnya daging ayam ras dan telur ayam ras. Sehingga kelompok bahan makanan mengalami deflasi yang cukup dalam, yaitu sebesar 0,87 persen akibat turunnya harga berbagai bahan makanan," katanya.
Selain itu, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga mengalami deflasi sebesar 0,24 persen.
"Karena deflasi kedua kelompok itu cukup tinggi, secara keseluruhan laju inflasi pada September 2018 mengalami deflasi sebesar 0,01 persen," tuturnya.
Meski sebagian besar mengalami deflasi, namun ada lima kelompok yang mengalami inflasi, yakni kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami inflasi sebesar 01,02 persen.
Disusul kelompok sandang sebesar 0,41 persen, kelompok kesehatan 0,29 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23 persen.
Selanjutnya kelompok makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen.
Teguh menjelaskan, dari seluruh kota yang menjadi acuan IHK, lima kota mengalami deflasi dan tiga kota mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di kota Banyuwangi yang mencapai 0,49 persen dan inflasi tertinggi terjadi di kota Kediri yang mencapai 0,20 persen.
Adapun laju inflasi kumulatif tahun kalender Jatim Januari hingga September 2018 mencapai 1,78 persen. Sedangkan inflasi Jatim year to year (yoy) September 2018 dibanding september 2017 mencapai 2,75 persen.(*)
Tiga Komoditas di Jatim Jadi Penghambat Inflasi
Senin, 1 Oktober 2018 18:39 WIB
Kondisi tersebut dipicu oleh turunnya harga berbagai bahan makanan, khususnya daging ayam ras dan telur ayam ras. Sehingga kelompok bahan makanan mengalami deflasi yang cukup dalam, yaitu sebesar 0,87 persen akibat turunnya harga berbagai bahan makanan