Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membentuk tim khusus menangani dan mengobati Farel, anak berkebutuhan khusus (ABK) berumur delapan tahun yang menderita banyak kelainan.
"Ternyata, penyakitnya bermacam-macam, ada kelainan jantung, hiperaktif, autis dan matanya ada masalah," kata Wali Kota Risma seusai menggelar pertemuan dengan tim khusus di ruang kerjanya, Selasa.
Keluarga Farel ini berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga ketika awal diketahui ada ABK yang sakit parah, Risma langsung meminta Dinas Kesehatan Surabaya untuk menyelamatkan anak itu.
Bahkan, ia langsung meminta bocah yang tinggal bersama ayahnya di Bulak Cumpat 2/26, Kecamatan Bulak Surabaya ini untuk dibawa ke RSUD Dr. Soewandhie untuk dilakukan pemeriksaan awal.
Setelah itu, Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini langsung meminta Dinas Kesehatan Surabaya untuk membentuk tim dokter dalam menangani penyakit anak ini.
Sebab, Risma tidak ingin terjadi kasus serupa seperti Ibam, ABK yang agak terlambat konsultasinya ke dokter. Kini, Ibam tuna netra dan sekolah di salah satu sekolah disabilitas di Surabaya.
Tim khusus yang dibentuk tersebut terdiri dari berbagai dokter spesialis, mulai dokter spesialis mata, dokter anak, dokter anestesi, psikiatri, psikolog dan dokter mata.
Pada saat bertemu tim ini, Risma berkali-kali meminta tolong untuk dilakukan pengobatan terbaik kepada Farel, karena apabila dia berhasil sembuh, maka tidak akan membebani orang tuanya lagi.
"Sekarang sudah dibentuk tim, namanya manusia kan harus berusaha dulu, nanti persoalan hasilnya di tangan Tuhan, bukan saya lagi. Tapi saya wajib untuk menyelamatkan anak ini karena saya sudah tahu. Tim inilah nanti yang akan membantu Farel," ujarnya.
Sementara itu, salah satu tim khusus para dokter, Diki Hermawan mengatakan pertemuannya dengan Risma itu sebagai dukungan dan support Pemkot Surabaya terhadap Farel.
Selain itu, lanjut dia, mereka juga mendiskusikan tindaklanjut penanganan Farel, terutama operasi matanya. "Yang kami tindaklanjuti sementara ini kondisi matanya, karena mungkin tidak hanya matanya saja yang mengalami kelainan," ujar Diki.
Dokter Spesialis Mata RSUD Dr Soetomo ini juga mengaku curiga bahwa Farel ini memang ada suatu kelainan bawaan, karena kelainannya itu tidak hanya pada matanya saja, tapi juga ada gangguan perilaku dan ada kelainan jantung.
"Tapi, kalau dilihat dari kondisinya bisa sampai besar, maka kemungkinan kelainan jantungnya tidak terlalu signifikan," katanya.
Diagnosa sementara, lanjut Diki, mata kanan Farel didapatkan ada kekeruhan di dalam bola matanya dan didapatkan pula penebalan di selaput retinanya atau selaput saraf matanya.
Sedangkan di mata kirinya, kata dia, bola mata Farel memang kecil, karena diameter bola matanya hanya 15,9 mm, padahal normalnya sekitar 20-22 mm.
"Yang jelas setelah ini akan kami masukkan ke kamar operasi dengan bius total. Nanti, akan kami evaluasi matanya, jika ada sesuatu matanya yang bisa diperbaiki, maka akan kami perbaiki. Tapi kalau tidak, kami akan sampaikan sesuai kondisi di lapangan. Kami akan diagnosa semuanya dan kita sudah persiapkan di RSUD Dr Soetomo," katanya. (*)
Risma Bentuk Tim Khusus Tangani Farel
Selasa, 7 Agustus 2018 16:55 WIB
Ternyata, penyakitnya bermacam-macam, ada kelainan jantung, hiperaktif, autis dan matanya ada masalah