Surabaya (Antaranews Jatim) - Senin, 14 Mei 2018, pukul 08.50 WIB, Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya di Jalan Veteran gempar. Suara ledakan cukup keras mengguncang pintu masuk pos penjagaan Mapolresta akibat perlakuan teroris yang sengaja membuat gaduh di bumi Kota Pahlawan.
Peritiwa itu terjadi belum genap 24 jam setelah Surabaya dihebohkan dengan tiga rentetan ledakan di tiga gereja berbeda, serta insiden meledaknya bom di sebuah kamar milik terduga teroris di rumah susun sederhana sewa di kawasan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo.
Tidak lama setelah insiden di markas "Sikatan 1" (sebutan Kapolrestabes Surabaya), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang terpukul setelah insiden bom di gereja sehari sebelumnya, semakin tampak terpukul. Tangisannya pecah saat melihat kondisi pascameledaknya bom di Mapolrestabes. Bu Risma, sapaan akrabnya, tak kuasa menahan kesedihan dan duka mendalam.
Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan yang berada di dekatnya juga tampak tak kuasa menahan tangisan sembari menenangkan Risma dengan berkomitmen melawan terorisme.
"Tenang Bu, kita lawan Bu," kata Kapolrestabes dengan raut muka sedih sembari menenangkan Risma yang saat itu juga ditenangkan oleh Kepala Dinas Kebakaran Surabaya Chandra Oratmangun dan Kabag Protokol dan Umum Pemkot Surabaya Wiwik Widiyati.
Risma yang saat itu menggunakan kemeja putih, setelan celana panjang hitam dipadu jilbab hitam, kemudian berjalan menuju markas dan berdiskusi dengan Kapolrestabes yang menggunakan helm pelindung, berompi antipeluru dan membawa senjata laras panjang.
Tangisan Risma dan ketegasan Kapolrestabes yang terekam oleh Tim Khusus Kapolrestabes Surabaya yang disiarkan di akun instagram @surabayapolice1.official, kemudian disiarkan juga oleh akun instagram @call112surabaya mendapat dukungan dan penguatan bagi aparat serta pemerintah membasmi terorisme hingga akar-akarnya.
Akun call112surabaya adalah akun resmi pusat layanan pengaduan dan penanganan kejadian yang bersifat tanggap darurat milik Pemkot Surabaya.
Berbagai tanggapan membanjiri akun tersebut dan mayoritas memberi semangat serta dukungan agar Bu Risma dan Kombes Pol Rudi Setiawan diberi kekuatan, kesabaran dan penuntasan terhadap segala bentuk terorisme.
Pemilik akun riri_siswantoro berkomentar lebih suka melihat Risma marah-marah daripada menangis, mengingat orang tua sayang ke anaknya jika ia marah, berbeda jika menangis.
"Lek wong tuwo wes nangis kebangetan awak dewe... seng kuat Bu Risma (Kalau orang tua sudah menangis, berarti keterlaluan kita. Semangat Bu Risma)," tulisnya yang kemudian ditanggapi sepakat oleh beberapa orang lainnya.
Begitu juga dengan pemilik akun listianda.ayu yang mengatakan saat melihat Bu Risma menangis ikut menitikkan air mata dan memberi rasa semangat untuk Risma serta berdoa agar Surabaya kembali aman.
Pemilik akun nancypressilia juga demikian, yang di kolom komentar mengatakan sedih saat melihat Bu Risma menangis.
"Ya Allah sedih lihat Bu Risma. Padahal Bu Risma uda berjuang keras sejauh ini. Kurang apalagi sih Surabaya? Sekolah gratis, ada beasiswa juga buat yang kuliah, biaya kesehatan murah dan bisa gratis semua. Pulang makam sekarang juga aman. Apalagi? Knp harus Surabaya yang jadi sasaran," ucapnya.
Suntikan semangat juga datang dari pemilik akun mahayuselfirina yang menguatkan agar Risma kuat menghadapi semuanya dan menganggap kepemimpinannya seperi "Wonder Woman" (tokoh film perempuan kuat dan pemberani).
Bahkan, pemilik akun chandra_chen2 berkomentar dan menggubah orasi Bung Tomo untuk memberi semangat kepada Risma, aparat dan warga Surabaya melawan terorisme.
"Selama pidato Bung Tomo masih terdengar, kita lawan ibu. Hai kau teroris, kau menyuruh kita angkat tangan, kau menyuruh kita mengangkat bendera putih dan datang kepadamu sebagai tanda menyerah, tapi ini jawaban kita, ini jawaban rakyat Surabaya, ini jawaban rakyat Indonesia!!! Selama banteng-banteng Surabaya masih memiliki darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah dan putih, kita tidak akan menyerah kepada kau sekalian (teroris). Allahuakbar..Allahuakbar..Allahuakbar," tulisnya dengan huruf kapital.
Total di tayangan yang diunggah Selasa pagi tersebut sudah disaksikan 29.946 kali dan dikomentari hampir 300 komentar.
Spanduk Kecaman
Di berbagai titik di Surabaya, sejak beberapa hari terakhir bertebaran spanduk-spanduk bernada kecaman terhadap teroris.
Ini tidak lepas dari aksi keji teroris yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo hanya dalam kurun waktu tidak lebih dari 24 jam.
Selama dua hari, 14-15 Mei 2018, lima insiden ledakan terjadi, yakni pada Minggu (13/5) bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno.
Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, serta pada Senin pagi pukul 08.50 WIB bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya.
Spanduk-spanduk tersebut ditulis oleh berbagai elemen dan komunitas warga Surabaya, salah satunya dari kelompok pendukung Persebaya Surabaya, Bonek, yang memasang spanduk bertuliskan "Bonek Tegalsari Siap Melawan Teroris".
Ada juga spanduk berkain putih bertuliskan "Arek Suroboyo Melawan" yang dipasang di Taman Apsari, tepat di depan Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya.
Begitu juga spanduk hitam bertuliskan "Teroris, Jangan Usik Kota Kami" yang terpasang di sejumlah titik, termasuk di kawasan Karang Pilang yang merupakan perbatasan antara Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.
Jaga Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengecam keras tindakan teroris dan tidak mau lagi ada korban, apalagi turut manjadi korban adalah anak-anak.
"Ini sangat biadab sekali dan dzolim," kata Risma yang merupakan wali kota Surbaaya perempuan pertama tersebut.
Ia mengajak seluruh warga Surabaya agar aktif membantu Pemkot untuk ikut serta menjaga bersama-sama dan melaporkan setiap kejadian yang ada di sekitar, baik peristiwa maupun hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.
Sekecil apapun informasi yang diberikan oleh masyakarat, kata dia, pastinya sangat membantu aparat dalam mengantisipasi hal-hal negatif yang tidak diinginkan untuk kemudian ditindaklanjuti.
Risma berpesan agar warga Surabaya tetap tenang dalam situasi saat ini, sebab jajaran mulai dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Polres dan TNI sepakat untuk lebih intens menjaga Surabaya baik dari sisi strategi baru sampai intensitas keamanan.
Demikian juga disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo yang meminta masyarakat, ?khususnya di Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya, tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa Polri dan TNI berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan terhadap masyarakat yang tak hanya hari ini, tapi juga ke depan.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu tidak membantah bahwa peledakan bom di beberapa tempat di Surabaya tersebut sebagai dampak rasa marahnya kelompok teroris di Mako Brimob beberapa waktu lalu.
"Tapi, kami sudah mendapat laporan bahwa situasi sekarang sudah aman dan terkendali," kata mantan Sekdaprov Jatim tersebut.
Sementara itu, Pakde Karwo juga mengatakan bahwa gerak teroris saat ini diklaimnya semakin sempit sehingga menggunakan anak dan istri sebagai alatnya.
Para ahli strategi tentang terorisme sudah memperkirakannya dan akan memanfaatkan anak serta istri untuk mencapai tujuan para teroris.
"Pertimbangannya, supaya informasi tidak bocor dan soliditas terjaga. Istri dan anak dijanjikan surga dan mereka diajak ke surga bersama-sama. Tentu ini sangat memprihatinkan," kata gubernur dua periode tersebut. (*)
Tangisan Risma Kuatkan 'Arek-Arek Suroboyo' Hadapi Terorisme
Selasa, 15 Mei 2018 15:15 WIB
Lek wong tuwo wes nangis kebangetan awak dewe... seng kuat Bu Risma