Jember (Antaranews Jatim) - Universitas Jember (Unej) memberikan pelatihan budi daya semut rang-rang kepada puluhan petani penggarap lahan reboisasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) di Desa Wonoasri, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Dosen Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Unej Sigit Prastowo di Jember, Senin mengatakan pihaknya telah memberikan pelatihan tentang budi daya dan potensi usaha ternak semut rang-rang (kroto) bagi petani di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo.
"Budi daya semut rang-rang tidak memerlukan modal besar, lokasi budi daya pun bisa di rumah, dan pakan juga mudah, sehingga cocok bagi usaha sampingan petani," tuturnya.
Menurutnya budi daya semut rang-rang atau semut angkrang (kroto) memiliki prospek yang cerah karena saat ini kebutuhan kroto atau telur semut angkrang untuk pakan burung berkicau di Jember ditaksir mencapai 250 kilogram per hari.
"Permintaan kroto itu semakin tinggi di kota besar, seperti Jakarta yang mencapai 1.500 kilogram per hari, sehingga dengan harga rata-rata satu ons kroto mencapai Rp12.000 hingga Rp14.000 maka bisa dibayangkan berapa keuntungan yang akan didapat petani peternak semut rang-rang," tuturnya.
Kendati demikian, lanjut dia, peternak semut rang-rang belum mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar tersebut, salah satunya karena minimnya peternak, sehingga potensi budi daya semut rang-rang masih terbuka lebar.
Selain mendapatkan materi dari kalangan akademisi Fakultas Pertanian Unej, para petani Desa Wonoasri juga berkesempatan untuk melakukan praktik dengan bimbingan peternak semut rang-rang asal Desa Jambesari, Kecamatan Mumbulsari, Anang.
"Selama ini saya kewalahan melayani permintaan kroto, bahkan sarang semut rang-rang yang belum waktunya dipanen pun dibeli karena saat ini boleh dikata di Jember tinggal saya yang terus berusaha di bidang budi daya semut rang-rang," ucap peternak yang melakukan budi daya kroto sejak 2014.
Anang mengatakan kroto tetap dibutuhkan selama masih banyak penggemar burung berkicau dan masyarakat yang suka memancing, sehingga prospek budi daya semut rang-rang sangat cerah untuk mendapatkan keuntungan.
Sementara koordinator program Wachju Subchan mengatakan pelatihan budi daya semut rang-rang kepada 25 petani penggarap lahan reboisasi TN Meru Betiri merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Unej.
Kegiatan itu dalam rangka pelaksanaan program "Pengelolaan Kawasan Rehabilitasi Taman Nasional Meru Betiri Melalui Pengembangan Desain Demonstrasi Plot dengan Prioritas Jenis Tanaman Yang memiliki Fungsi Penutupan Lahan Sepanjang Tahun" yang mendapatkan pendanaan dari ICCTF, Bappenas, Kementerian LH dan Kehutanan, serta TN Meru Betiri.
"Selain memberikan pelatihan budi daya semut rang-rang, para peneliti Kampus Unej telah memberikan pelatihan pembuatan jamu, budi daya jamur dan kegiatan produktif lainnya dengan harapan para petani mendapatkan tambahan penghasilan, sehingga tidak lagi merambah hasil hutan TN Meru Betiri. Bahkan jika ditekuni, budi daya semut rang-rang bisa mendatangkan untung cukup besar," ujarnya. (*)