Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis menggelar kegiatan pengasapan atau "fogging" di Kelurahan Kepatihan pascameninggalnya pasien anak yang diduga akibat virus demam berdarah.
"Penyebab pasti masih diselidiki, namun untuk langkah awal penanganan sudah dilakukan pengasapan hari ini," kata Kasi Pengandalian Penyakit Dinkes Tulungagung Didik Eka.
Ia membenarkan adanya pasien anak yang meninggal dunia, yang sebelumnya dirawat karena "suspect" DB.
Namun apakah penyebab kematian murni karena DB atau sebab lain, Didik mengatakan tim medis masih melakukan analisa berdasar riwayat penyakit serta diagnosa dokter yang menangani korban.
Didik menegaskan kasus kematian anak di Kelurahan Kepatihan masih belum bisa dipastikan karena DB. Berdasar laporan tim RSUD dr Iskak, kata Didik, saat dibawa ke rumah sakit kondisi anak sudah drop hingga akhirnya meninggal.
"Masih 50:50, apakah karena DB atau lainnya," katanya.
Kendati belum pasti, Didik Eka memastikan pihaknya tetap melakukan pengasapan di sekitar rumah korban hingga radius 200 meter.
"Kami fogging dengan radius sekitar 200 meter," ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, fogging yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB itu tidak hanya menyisir perumahan warga.
Petugas juga melakukan pengasapan di pekarangan rumah, saluran air, kandang hewan, dan tempat lain yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Data yang dihimpun dari Dinkes Tulungagung, hingga kemarin sudah ada 102 lokasi yang dilakukan pengasapan, tersebar di seluruh Kabupaten Tulungagung.
Jumlah kasus DB di Kabupaten Tulungagung disebut Didik sudah jauh menurun.
Tahun ini hingga Oktober 2017, jumlah kasus DB tercatat sebanyak 166 kasus, dengan tiga korban meninggal.
Sedangkan tahun lalu (2016) pada periode yang sama mencapai 911 kasus.
Total keseluruhan pada 2016 mencapai 1.019 kasus, dengan 24 korban meninggal.
Penurunan itu karena beberapa hal, salah satu yang paling berpengaruh yakni perbedaan cuaca sepanjang tahun. Sementara pada tahun lalu lebih didominasi hujan, sedangkan tahun ini kemarau. (*)