Probolinggo (Antara Jatim) - Sejumlah nelayan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berharap ada asuransi perahu atau kapal yang digunakan nelayan setempat dalam mencari ikan di laut karena sangat dibutuhkan ketika terjadi kecelakaan laut.
"Nelayan tidak hanya butuh dijamin keselamatannya saja, tetapi juga dijamin kapal dan perahunya karena jika perahu tenggelam akibat diterjang ombak, maka nelayan bisa mendapatkan tambahan dana untuk membeli perahu yang baru," kata Wakil Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Kabupaten Probolinggo Dodik Budi Wahyu di Probolinggo, Rabu.
Menurutnya program asuransi nelayan sudah diterima dan dinikmati oleh nelayan, namun mereka membutuhkan program serupa untuk sarana kerjanya, sehingga diharapkan ada asuransi untuk perahu atau kapal nelayan.
"Persoalan itu menjadi pembahasan di dalam KUB nelayan di Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih karena sering terjadi perahu nelayan yang dihantam ombak dan rusak, hilang, bahkan tenggelam," tuturnya.
Jika perahu nelayan tenggelam, lanjut dia, biaya yang dikeluarkan nelayan untuk menarik perahu tersebut dari dasar laut cukup besar yakni membutuhkan dana sekitar Rp2 juta.
"Kami menyadari bahwa program pemerintah tentang asuransi nelayan sudah berjalan dan nelayan sangat mengapresiasinya karena dirasakan manfaatnya oleh keluarga nelayan baik berupa jaminan kecelakaan kerja hingga meninggal dunia karena kecelakaan laut," katanya.
Sejauh ini, lanjut dia, masih tidak ada wacana soal asuransi perahu tersebut, namun jika dicanangkan oleh pemerintah, maka nelayan sangat mendukung, terutama jika sebagian preminya ditanggung pemerintah, sama seperti asuransi nelayan.
"Harga beli perahu nelayan bervariasi. Untuk perahu kecil harganya minimal Rp7 juta dan perahu payang dengan kapasitas mencapai 30 Gross Tonage (GT) mencapai Rp400 juta," ujarnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan program asuransi sektor perikanan sebenarnya meliputi tiga profesi yakni nelayan, pembudidaya ikan air tawar dan petani garam.
"Dari tiga profesi itu masih terealisasi satu yakni asuransi nelayan. Jika dua profesi sisanya saja masih belum terealisasi, maka sulit mengusulkan program asuransi baru," katanya saat dikonfirmasi terpisah.
Ia mengaku siap menampung aspirasi nelayan tersebut dan jika ada kesempatan pertemuan dengan instansi pemerintah di bidang perikanan, maka usulan tersebut akan disampaikan kepada birokrasi yang lebih tinggi.(*)