Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merenovasi sejumlah pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas dengan menggunakan arsitektur khas Suku Using yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu menjelaskan saat ini pihaknya telah menyelesaikan renovasi tujuh puskesmas, yakni Gitik, Gladag, Benculuk, Kedungrejo, Kalibaru Kulon, dan Songgon.
"Ini merupakan hasil dukungan dan sinergi dari pemerintah pusat. Total dana yang digunakan sebesar Rp8,5 miliar. Ini bukan hanya soal arsitekturnya, tapi fungsinya dalam memperkuat layanan kesehatan di tingkat primer, yakni puskesmas. Bagi kami, puskesmas adalah 'penjaga gawang' kesehatan masyarakat karena fungsinya sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama. Oleh karena itu, ruangannya pun harus fungsional dan bisa mendukung seluruh aktivitas," katanya.
Anas menjelaskan renovasi bangunan antara lain berupa pembenahan ruang rawat jalan, poli gizi, ruang kesehatan ibu dan anak, klinik sanitasi, hingga pojok gizi.
Dalam merenovasi puskesmas, kata Anas, Pemkab Banyuwangi tidak asal membangun. Selain untuk peningkatan kualitas pelayanan, kenyamanan ruangan bagi pasien juga menjadi perhatian dan pertimbangan.
"Salah satunya kami atur desainnya. Prototipe arsitektur bangunan khas Using ini juga cocok untuk bangunan kesehatan karena memiliki sirkulasi udara yang bagus. Saya kira ini kearifan lokal yang luar biasa dari masyarakat kita," ujar Anas.
Melengkapi desain bangunan yang mengadopsi kearifan lokal arsitektur khas Suku Using, Pemkab Banyuwangi juga menganggarkan untuk melengkapi sarana puskesmas yang lain. Selain dari pemenuhan tenaga medis, juga melengkapi alat kesehatan di puskesmas. Sehingga penanganan sejumlah penyakit dasar bisa dilayani dengan baik di puskesmas.
"Kami ingin agar masyarakat tidak sedikit-sedikit ke rumah sakit, namun cukup ke puskesmas saja karena fasilitas di puskesmas terus kami lengkapi," ujar Anas.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Banyuwangi dr Widji Lestariono menambahkan, kinerja puskesmas di wilayahnya kini terus meningkat. Dari data Dinkes, persentase surat rujukan ke rumah sakit yang dikeluarkan puskesmas di Banyuwangi hanya 5 persen.
"Bila pemerintah secara nasional mengamanatkan 10 persen, kami sudah mampu menekannya hingga 5 persen. Artinya, hampir semua pasien tertangani di puskesmas. Kalau pun dirujuk ke rumah sakit, memang di luar kategori 155 penyakit yang ditangani di puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama," ujar dr Rio, panggilan akrabnya.(*)
Banyuwangi Renovasi Puskesmas dengan Arsitektur Using
Sabtu, 6 Mei 2017 17:06 WIB