Madiun (Antara Jatim) - Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat jumlah kematian ibu hamil di wilayah setempat selama bulan Januari hingga Agustus 2016 mencapai delapan orang.
"Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan kasus yang sama selama tahun 2015 yang hanya ada empat ibu meninggal," ujar Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, di Madiun, Jumat.
Pihaknya merinci, delapan kasus tersebut terdapat di Kecamatan Dolopo satu kasus, Kecamatan Geger dua kasus, Kecamatan Wungu satu kasus, Balerejo dua kasus, Saradan satu kasus, dan Pilangkenceng satu kasus.
Sedangkan di tahun 2015, empat kasus tersebut terdapat di Kecamatan Dolopo dua kasus, Kare satu kasus, dan Kecamatan Mejayan satu kasus.
Adapun penyebab kematian ibu tersebut bermacam-macam. Di antaranya akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet, dan abortus.
Hal lain yang ikut menyumbang penyebab kematian ibu hamil adalah kondisi yang memperberat keadaan ibu hamil. Di antaranya terlambat mencapai fasilitas kesehatan maupun terlambat penanganan kegawatdaruratan.
Guna menekan terjadinya angka kematian ibu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan terus melakukan kegiatan untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu hamil di tingkat posyandu, puskesmas, dan rumah sakit daerah.
Di antaranya, pengadaan kelas ibu hamil, penambahan wawasan tentang kesehatan reproduksi remaja, dukungan bidan yang handal, audit maternal perinatal, pelayanan KB pascapersalinan, dan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu (PKRT).
"Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan angka kematian ibu hamil di Kabupaten Madiun dapat menurun," tambahnya.
Sementara, angka kematian bayi di wilayah Kabupaten Madiun pada tahun 2015 tercatat sebanyak 98 bayi dan hingga Agustus 2016 sudah terdapat 43 bayi. Sedangkan kematian balita, selama tahun 2015 ada sembilan anak dan hingga Agustus 2016 terdapat lima anak. (*)