Lumajang (Antara Jatim) - Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono mengatakan debit air di daerah aliran sungai lahar dingin Gunung Semeru meningkat selama beberapa hari terakhir.
"Debit aliran lahar dingin memang meningkat selama beberapa hari terakhir karena curah hujan cukup deras di puncak dan lereng Gunung Semeru," tuturnya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu.
Menurutnya, tingginya intesitas hujan yang mengguyur puncak hingga lereng gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu juga terekam di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur.
"Ketinggian air di daerah aliran sungai (DAS) yang dilalui lahar dingin Semeru mencapai 1 meter, sehingga masyarakat yang melakukan penambangan pasir harus meningkatkan kewaspadaan tinggi," tuturnya.
Peningkatan debit lahar dingin Semeru tersebut, lanjutnya, masih kategori aman dan jauh dari permukiman warga di lereng Gunung Semeru, namun masyarakat tetap diminta waspada terhadap ancaman bahaya banjir lahar dingin Semeru.
Ia menjelaskan meningkatnya debit lahar dingin membahayakan bagi masyarakat yang beraktivitas di sepanjang DAS Semeru, terutama di DAS Kaliglidik, Kalirejali dan Kalimujur, terutama bagi penambang pasir.
"Beberapa rambu peringatan untuk waspada banjir lahar dingin Semeru sudah terpasang di sejumlah titik, namun hal tersebut kadang-kadang diabaikan oleh para penambang pasir," katanya.
Hendro mengimbau kepada penambang pasir di sekitar DAS lahar dingin Semeru untuk menghentikan kegiatannya, apabila hujan deras mengguyur puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
"Para penambang pasir harus memperhatikan keselamatan mereka sendiri karena aliran lahar dingin dapat meningkat sewaktu-waktu dan membahayakan bagi keselamatan penambang pasir," ujarnya.
Ia mengatakan curah hujan yang cukup tinggi di puncak Semeru dapat menyebabkan peningkatan debit aliran lahar dingin yang mengalir sepanjang DAS yang dilalui, bahkan bisa menyebabkan banjir dan membawa material berupa bongkahan batu dari puncak Semeru.
"Enam kecamatan yang dilalui aliran lahar dingin Semeru yakni Kecamatan Tempursari, Pasrujambe, Candipuro, Tempeh, Pasirian dan Pronojiwo," katanya menambahkan.*