Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Jurusan Desain dan Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan alat Akupuntur Olahraga (AKO) yang bermanfaaat untuk meningkatkan kebugaran tubuh manusia dan membakar kalori dengan latihan otot dada dan perut.
"Kita bisa melakukan sit up dan push up sekaligus menikmati terapi akupunktur karena AKO memiliki tonjolan-tonjolan tertentu, yang berfungsi untuk memijat dan melancarkan aliran darah," kata mahasiswa Ubaya, Meliyanti di kampus Ubaya, Senin.
Ia mengatakan dengan adanya sarana olahraga yang baik, seperti AKO, maka masyarakat diharapkan jauh dari sikap penyimpangan vandalisme yang bersifat negatif, seperti pengerusakan, pencurian dan penyalahgunaan.
"AKO ini berawal ketika saya ingin diet, namun tidak ada sarana dan prasarana yang memadai ketika berolahraga di luar ruangan, seperti taman kota karena beberapa bagian alat olahraga rusak dan hilang," tutur Meli, sapaan akrabnya.
Menurut dia, proses pembuatan AKO ini dimulai dengan desain hingga mengebor kayu pada titik-titik tertentu lalu meletakkan setengah lingkaran akupuntur dari fiberglass, sedangkan bahan yang digunakan dalam pembuatan AKO yaitu kayu bengkirai, besi rectangular hallowo, fiberglass, lem, dan lembaran aluminium.
"Proses pengerjaan AKO selama 1,5 tahun dengan kendala ketika observasi harus melalui birokrasi perizinan, mengamati 10 taman di kota Surabaya, bahan baku yang sulit dicari dan proses pembuatan manual memakan waktu yang lama juga," ungkap perempuan 22 tahun ini.
AKO yang berukuran lebar 230cm dan tinggi 75cm itu, tambahnya mampu menampung berat badan hingga 200 kg dan bisa digunakan untuk laki-laki atau pun perempuan dengan usia 18-45 tahun, namun tidak menuntut kemungkinan di usia lebih tua juga bisa mencobanya.
"Taman kota menjadi perhatian khusus untuk menarik minat masyarakat, pemerintah telah menyediakan street furniture di taman kota Surabaya, sampai saat ini tersedia jalur refleksi, jogging track, dan beberapa alat fitness outdoor," tuturnya.
Dengan adanya AKO tersebut, ia menambahkan street furniture yang masih minim di Surabaya bisa berkembang, sehingga antusias masyarakat untuk mengunjungi taman kota semakin tinggi.
"AKO ini sudah pernah diuji coba di Taman Bungkul dan dikonsultasikan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) kota Surabaya dan menghasilkan keputusan jika AKO layak untuk ditempatkan di taman kota," tandasnya.
Dalam melancarkan penelitian ini, Meli juga menggandeng beberapa ahli yaitu spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi/akupunktur RSAL Surabaya, dr. Marcus, Koordinator perencanaan dan pengawasan taman kota Surabaya, Guntoro Mauludi, Dosen desain produk dan pembuat prototype, Ir. Kresno Soelasmono, M.S. dan ahli kesehatan olahraga, Freydi. (*)