Kediri (Antara Jatim) - Tempat pembungan akhir (TPA) II yang baru dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Kediri menggunakan sistem "Sanitary Renvill"e dalam proses pengolahan sampahnya, sehingga TPA itu bisa dimanfaatkan lebih lama.
"Mulai hari ini kami manfaatkan TPA II yang menggunakan Sanitary Renville yang merupakan bantuan dari APBN. Nantinya, untuk sampah bisa diolah lebih baik lagi, lindi juga bisa terolah," kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri Endang Kartika Sari di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, TPA II itu memanfaatkan lahan seluas 2,1 hektare yang digunakan untuk tempat pembungan sampah. Di lokasi itu, juga sudah dipasang geotekstil, sehingga bisa mencegah air lindi dari sampah tidak meresap di tanah.
Di lokasi TPA yang berada di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri itu, juga dipasang pipa khusus yang nantinya bisa mengalirkan air lindi, yang dihasilkan dari pemaparan air hujan pada timbunan sampah. Nantinya air itu ditampung di kolam khusus instalasi pengolah limbah (IPL) yang lokasinya juga berseberangan dengan tempat pembungan sampah.
Nantinya, di IPL itu air lindi akan diolah sedemikian rupa, termasuk dialirkan ke tempat penyaring air lindi. Di tempat itu, dibuat dengan konstruksi sebagai penyaring yang terdiri dari batu gunung, kerikil, pasir, dan tanah. Di atasnya juga diberi tumbuhan.
"Nantinya setelah melalui proses penyaringan, air yang keluar sesuai dengan baku mutu. Air lindi juga bisa mengalir, sebab TPA sudah didesain tingkat kemiringanya," ujarnya.
Endang mengatakan, pemanfaatan TPA II untuk menampung sampah itu sebab TPA yang lama dinilai sudah tidak layak lagi. Dengan TPA yang baru, sampah nantinya bisa diolah menjadi berbagai produk. TPA lama saat ini sudah tidak diaktifkan lagi.
Selain menjadi kompos, sampah juga bisa diolah menjadi gas metan yang dimanfaatkan warga sekitar untuk memasak. Mereka bisa mengurangi pengeluaran, membeli tabung elpiji untuk keperluan memasak.
Setiap hari, kata dia, sampah yang dihasilkan di Kediri cukup banyak baik dari sampah rumah tangga, perhotelan, rumah makan maupun industri. Dari penghitungan sebelumnya, ada sekitar 380 meter kubik per hari sampah yang dihasilkan.
Namun, ia mengatakan saat ini DKP Kota Kediri juga sudah membuat jembatan timbang, sehingga bisa mengukur volume sampah setiap hari dengan pasti. Dengan itu, petugas bisa melakukan penghitungan sampah yang dihasilkan dari Kediri.
Untuk daya tampung, ia mengatakan dengan volume sampah yang ada dimungkinkan bisa sampai lima tahun. Namun, dengan pengelolaan yang lebih baik, diperkirakan daya tampung bisa lebih dari jumlah itu. (*)