M.Irfan Ilmie
Jakarta, (Antara)- Global Worker Organisation (GWO), lembaga swadaya masyarakat di Taiwan, mengingatkan pemerintah Indonesia agar memberdayakan tenaga kerja Indonesia yang kembali ke Tanah Air.
"Sangat disayangkan kalau perspektif pemerintah Indonesia terhadap buruh migran (TKI) hanya untuk meraih devisa, tanpa diimbangi dengan upaya pemberdayaan," kata Koordinator GWO, Karen Hsu, saat dihubungi Antara dari Jakarta, Selasa.
Dia mendorong pemerintah Indonesia menyambut kepulangan TKI dari Taiwan dengan memberikan program-program pemberdayaan.
"Justru mereka harus dijadikan pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ucap perempuan yang pernah menjadi jurnalis di media terkemuka di Taiwan itu.
Menurut dia, perusahaan-perusahaan di Taiwan sudah memberikan keterampilan kepada para TKI, termasuk transfer teknologi.
"Sudah ada transfer teknologi melalui mereka. Seharusnya mereka diberdayakan. Apalagi banyak investor Taiwan yang melakukan ekspansi ke Indonesia," ujar Karen.
Ia melihat perusahaan-perusahaan swasta dan masyarakat umum di Taiwan lebih senang mempekerjakan warga negara Indonesia, karena ketekunan dan kesabaran tanpa banyak tuntutan dalam bekerja.
Oleh sebab itu, jumlah buruh migran dari Indonesia yang bekerja di Taiwan dari tahun ke tahun jauh lebih banyak dibandingkan dengan warga negara Thailand, Vietnam, dan Filipina.
"Dulu pada tahun 2005 masih sekitar 150 ribuan, tapi kini tenaga kerja dari Indonesia sudah mencapai 360 ribu lebih," imbuhnya.
Pesatnya peningkatan jumlah TKI salah satunya adalah kenaikan gaji pembantu rumah tangga dari 15.000 dolar Taiwan menjadi 17.000 per bulan, dan sektor formal dari 19.000 menjadi 20.000 per bulan, di luar jam lembur.(*)
LSM Taiwan Ingatkan pemerintah Indonesia Soal TKI
Selasa, 8 Desember 2015 14:53 WIB
Jakarta, (Antara)- Global Worker Organisation (GWO), lembaga swadaya masyarakat di Taiwan, mengingatkan pemerintah Indonesia agar memberdayakan tenaga kerja Indonesia yang kembali ke Tanah Air.
"Sangat disayangkan kalau perspektif pemerintah Indonesia terhadap buruh migran (TKI) hanya untuk meraih devisa, tanpa diimbangi dengan upaya pemberdayaan," kata Koordinator GWO, Karen Hsu, saat dihubungi Antara dari Jakarta, Selasa.