Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Nasional Narkotika Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menengarai peredaran narkoba telah menyentuh kalangan pelajar SMP akibat masifnya peredaran jenis narkotika dengan harga terjangkau seperti pil koplo atau dobel L tersebut.
"Saat ini sudah ditemukan pengguna narkoba siswa SMP. Hal itu tentu saja menjadi pertanda tingkat penyalahgunaan narkoba yang semakin berbahaya," kata Kepala BNNK Tulungagung, Ria Damayanti di Tulungagung, Kamis.
Sebelumnya, siswa SMP hanya merokok, namun kali ini sudah mulai menyalahgunakan narkoba salah satunya pil dobel L.
"Dulu SMP merokok, sekarangini SD mulai merokok, dan SMP mulai minum pil (koplo)," ungkapnya.
Ia mengatakan, pengguna narkoba bisa diobati yakni dengan rehabilitasi. Karena itulah, jika ada orangtua yang anaknya pemakai narkoba agar tidak perlu takut.
Sebaliknya, orang tua atau kerabat dekat pihak orang dekat harus aktif memberi dorongan semangat kepada para pengguna narkoba agar proaktif melapor ke BNNK untuk rehabilitasi.
"Jangan takut. Segera direhabilitasi untuk kesembuhannya," katanya.
Dari data BNNK Tulungagung, lanjut dia, hingga triwulan kedua tahun ini, penyalahgunaan narkoba paling banyak yakni "benzodiazepines" (BZD) atau lebih dikenal dengan pil dobel L sebanyak 222 kasus.
Peringkat dua yakni "tetrahydrocannabinol" (THC) yang terdapat dalam ganja sebanyak 29 kasus.
Peringkat tiga yakni, methamphetamine atau sabu-sabu dengan 22 kasus.
Selanjutnya amphetamine yang terdapat dalam ekstasi sebanyak sembilan kasus dan cocain satu kasus.
Untuk pengguna narkoba didominasi usia lebih dari 21 tahun sebanyak 174 orang.
Selanjutnya usia antara 15 hingga 21 sebanyak 50 orang dan kurang dari 15 tahun sebanyak satu orang.
Berdasarkan jenis kelamin, pengguna narkoba masih dominan kaum pria sebanyak 218 orang dan kaum hawa 10 orang.
Banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba membuat BNNK tak henti memberantas ataupun meminimalisir.
Berbagai cara dilakukan seperti sosialisasi, kerjasama dengan rumah sakit dan puskesmas untuk rawat jalan, serta kerjasama dengan sekolah termasuk instansi pemerintah.
"Pada 2016 nanti, sudah tidak lagi sosialiasi, melainkan lebih ke pemberdayaan instansi pemerintah, sekolah, swasta, dan komunitas untuk berbuat. Salah satu target, ada kurikulum berintegrasi narkoba," kata Ria.(*)
BNNK Tulungagung: Narkoba Rambah Dunia Pelajar SMP
Kamis, 3 Desember 2015 21:00 WIB
Dulu SMP merokok, sekarangini SD mulai merokok, dan SMP mulai minum pil (koplo).