Pangarmatim: Poros Dunia Butuhkan 157 Kapal
Kamis, 19 Maret 2015 19:25 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto menegaskan bahwa kebijakan Poros Maritim Dunia membutuhkan 157 kapal untuk memperkuat TNI AL, bahkan jumlah itu hanya merupakan kebutuhan minimal dibandingkan dengan luas wilayah lautan Indonesia.
\"Saat ini sudah ada 130-an kapal dengan 80-an kapal di antaranya di wilayah timur (Armatim), karena wilayah timur sudah mencakup 2/3 wilayah laut kita,\" katanya setelah berbicara dalam dialog publik di Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, Kamis.
Di hadapan 150-an mahasiswa dan pelajar SMA/SMK yang menghadiri dialog tentang kemaritiman yang digelar BEM Fakultas Hukum UHT Surabaya itu, ia mengatakan pihaknya juga masih menghadapi kendala bahan bakar untuk kapal perang RI (KRI) yang juga masih sangat terbatas.
\"Kita belum mampu melakukan kejar-kejaran dengan perompak di laut, seperti perompak yang melakukan illegal fishing, karena bahan bakar kapal-kapal kita hanya terpenuhi 37-40 persen, sehingga kita sering \'menunggu\' di daerah operasi,\" katanya.
Namun, pihaknya mampu melaksanakan instruksi pemerintah untuk menenggelamkan kapal ikan asing yang mencuri ikan di lautan Indonesia. \"Penenggelaman itu juga tidak kita lakukan sembarangan, namun kita selalu mengacu bukti dan keputusan dari pengadilan,\" katanya.
Ditanya tentang diskriminasi dalam penenggelaman kapal ikan asing terkait adanya kapal ikan asing yang hanya dihalau, mantan Komandan KRI Dewaruci yang mendapat gelar kehormatan sebagai \"Kapita Marinyo Lau Nyili Lovo-Lovo\" (Panglima Armada Laut Wilayah Timur) Kesultanan Tidore itu membantah hal itu.
\"Kita selalu mengacu pada proses hukum, tapi kita juga menghindari baku tembak dengan kapal asing yang membawa bahan-bahan berbahaya, karena baku tembak justru menambah masalah,\" katanya dalam dialog publik yang juga menampilkan pakar hukum lingkungan Unair Dr H Suparto Wijoyo dan dosen FISIP UHT Dr Budi Rianto. (*)