Sukarelawan: Perlu Gerakan Redikalisasi Libatkan Smua Pihak
Minggu, 12 Oktober 2014 11:15 WIB
Oleh I K. Sutika
Denpasar (Antara) - Sukarelawan Bom Bali Haji Agus Bambang Priyanto memandang perlu gerakan redikalisasi yang melibatkan semua pihak untuk menyadarkan orang-orang radikal agar memahami kehidupan yang normal secara damai serta saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
"Gerakan redikalisasi itu salah satu di antaranya untuk mengatasi isu paham negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kepada masyarakat lintas negara," kata H. Agus Bambang Priyanto di Denpasar, Minggu.
Sebelumnya, dia memanjatkan doa dan tabur bunga bersama keluarga korban bom Bali di depan altar monumen tragedi kemanusiaan Bom Bali I 12 Oktober 2002 di Legian, Kuta, Kabupaten Badung.
Dalam gerakan redikalisasi itu, kata Agus, tetap mengutamakan peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan peringatan dini kepada aparat dan pemerintah jika dalam lingkungan terjadi hal-hal yang mencurigakan.
Ia berharap intelijen lebih peka terhadap lingkungan dan perkembangan masyarakat dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan serta aparat imigrasi lebih hati-hati dalam mengeluarkan paspor terhadap mereka yang ingin bepergian ke luar negeri.
"Kehati-hatian aparat imigrasi dalam mengeluarkan paspor tidak hanya di Indonesia, tetapi juga berlaku lintas negara," ujar Agus, pria energik pensiunan pegawai negeri yang kini mengabdikan dirinya dalam kegiatan sosial melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Bali.
Faktor kehati-hatian dalam mengeluarkan paspor itu, menurut dia, sangat penting. Misalnya, telah memenuhi syarat memperoleh paspor. Akan tetapi, tujuan ke suatu negara itu mencurigakan, sebaiknya ditunda hingga dalam batas waktu yang dinilai aman.
Semua itu, lanjut Agus, untuk antisipasi dan kepentingan bersama dalam menjaga dan memelihara stabilitas nasional yang kukuh dan mantap.
Keluarga korban dan wisatawan mancanegara mengenang peristiwa Bom Bali I, 12 Oktober 2002, dengan doa dan tabur bunga di depan altar monumen tragedi kemanusiaan itu di Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Sekitar pukul 08.30 Wita, perwakilan keluarga korban yang diiringi Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Konsul Konsulat Jenderal Australia Majell Hind, Wakil Bupati Badung I Made Sudiana, termasuk Haji Agus Bambang Priyanto berdoa sejenak di altar dan meletakkan karangan bunga. (*)