Peserta Jaminan Kesehatan Mandiri di Kediri terus Meningkat
Senin, 22 September 2014 21:02 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Peserta jaminan kesehatan yang terdaftar di Kantor Cabang Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kediri, Jawa Timur, cukup tinggi mencapai 200-300 orang yang mendaftar setiap hari.
"Setiap hari tak kurang dari 200-300 yang mendaftarkan diri sebagai peserta mandiri. Mereka juga mendaftarkan diri dengan keluarga," kata Kepala Kantor Cabang Utama BPJS Kediri, Dasrial di Kediri, Senin.
Ia mengatakan animo masyarakat untuk mengikuti program jaminan kesehatan itu sudah lebih baik, yang terbukti dari semakin banyaknya jumlah peserta BPJS yang terdaftar. Dari tujuh daerah di wilayah BPJS Kediri, yaitu Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, dan Nganjuk, sudah 2,6 juta jiwa yang mengikuti program tersebut.
Secara total, Dasrial memperkirakan ada sekitar 6 juta warga yang tersebar di tujuh daerah itu. Saat ini, jumlah peserta masih sekitar 40 persen, dan ia berharap jumlah itu terus bertambah.
Ia juga menyebut, banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan program BPJS tersebut. Hal itu sesuai dengan konsep awal program BPJS, dimana preminya ini adalah gotong royong. Yang tidak mampu membantu yang mampu.
Mereka pun, lanjut dia, juga bisa membayar premi sesuai dengan kemampuan. Ada yang kelas tiga, dua, serta satu, dengan nilai yang berbeda. Premi itu harus setiap bulan dibayarkan, sebab jika tidak dibayarkan risikonya yang bersangkutan mempunyai piutang dan dikenai denda 2 persen per bulan.
"Premi itu tidak mahal dan jauh lebih urah dibanding premi asuransi komersial. Pasien bisa berobat sesuai kebutuhan medis, bisa dirujuk ke RSUD dr Soetomo, Surabaya, bahkan di Jakarta, tanpa mengenal wilayah" katanya.
Ia juga mengatakan untuk mendaftar, tidak sulit. Yang bersangkutan bisa datang ke kantor utama ataupu cabang yang sudah ada di setiap kabupaten ataupun kota dengan membawa kartu tanda pengenal (KTP), kartu keluarga (KK), akta nikah, akta pernikahan, serta foto diri.
Pihaknya juga menyebut, selama ini pengelolaan BPJS sudah lebih baik, termasuk soal pembayaran klaim dari rumah sakit. Setiap bulan, BPJS selalu membayar dan diupayakan tidak pernah sampai terjadi penundaan.
Untuk besarnya klaim BPJS di setiap rumah sakit, ia mengatakan tidak sama, tergantung jumlah pasien serta sakit yang diderita mereka. Namun, ia mencontohkan untuk rumah sakit seperti di RSUD Gambiran, Kediri, setiap bulan tak kurang dari Rp3 miliar -Rp5 miliar dibayarkan. (*)