Ratusan Ruang Kelas SD di Jember Rusak
Senin, 12 Mei 2014 9:39 WIB
Jember (Antara Jatim) - Sebanyak 433 ruang kelas sekolah dasar (SD) tersebar di 191 lembaga sekolah yang berada hampir merata di 31 kecamatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, dalam kondisi rusak sedang dan berat.
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 378 ruang kelas di 136 lembaga sekolah sudah diperbaiki dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) tahun 2012, sedangkan sisanya sebanyak 55 ruang kelas akan diperbaiki dengan menggunakan DAK 2014," kata Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Jember, M. Yasin, Senin.
Menurut dia, ratusan ruang kelas tersebut menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat dan dana "sharing" dari APBD Jember, sehingga diharapkan tidak ada lagi ruangan sekolah yang rusak.
"Setiap tahun, kami selalu melakukan pendataan terhadap sekolah-sekolah yang rusak baik itu rusak sedang maupun rusak berat untuk mendapatkan alokasi anggaran perbaikan sekolah dari DAK," tuturnya.
Seperti di SD Negeri 4 Kesilir di Kecamatan Wuluhan yang kondisinya cukup memprihatinkan karena sejumlah tiang penyangga ruangan rapuh dan bangunannya sudah tidak layak untuk ditempati kegiatan belajar mengajar (KBM), sehingga pihak sekolah memindahkan siswa ke ruang lain yang lebih layak.
"Kerusakannya mencapai 65 persen, sehingga cukup berbahaya kalau digunakan sebagai ruang kelas untuk kegiatan belajar siswa, namun kerusakan tersebut tidak mengganggu proses KBM karena siswa sudah dipindahkan ke ruangan lain," paparnya.
Selain memperbaiki ruang kelas rusak, lanjut dia, tahun ini Dinas Pendidikan Jember juga membangun sebanyak 25 unit ruang kelas baru dan 26 unit perpustakaan yang tersebar di beberapa lembaga sekolah.
"Jumlah perbaikan ruangan kelas yang rusak dan pembangunan perpusatakaan tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2012 dan 2013 karena sebagian besar anggaran DAK digunakan untuk membeli buku sesuai dengan kurikulum 2013," katanya.
Sementara Wakil ketua DPRD Jember Miftahul Ulum meminta pihak Dinas Pendidikan menuntaskan pembangunan dan program perbaikan sarana dan prasarana pendidikan yang rusak, khususnya pada sekolah dasar (SD) yang sebagian besar bangunannya banyak yang rusak.
"Jangan sampai ada pihak sekolah yang mengeluh karena kekurangan sarana prasaran pendidikan terutama ruangan kelas karena hal tersebut dapat mengganggu kegiatan belajar siswa," ucap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. (*)