Wali Kota : Kematian Singa KBS Tak Wajar
Jumat, 10 Januari 2014 19:22 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai kematian singa Afrika di Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada Selasa (7/1) adalah tidak wajar.
"Saya sepakat kematian singa tidak wajar. Tapi itu semua kewenangan pihak kepolisian, saya berharap penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus ini," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan keterangan pers di kediaman Jl. Sedap Malam Surabaya, Jumat.
Wali kota menengarai ada pihak-pihak yang punya kepentingan tertentu. Namun demikian, orang nomor satu di Pemkot Surabaya itu memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada aparat penegak hukum.
Agar kejadian tersebut tidak terulang, dia menegaskan akan mengambil langkah konkret, di antaranya, mengerahkan tenaga lebih untuk penjagaan KBS siang dan malam. Pemasangan CCTV, akan dikerjakan dalam satu minggu ke depan.
Selain itu, pemasangan kaca pada kandang hewan juga bakal dilakukan dalam waktu dekat. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan keamanan satwa KBS.
Pada kesempatan itu, Risma juga menjelaskan seluk-beluk persoalan yang selama ini melanda KBS. Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi satwa KBS yang memprihatinkan lantaran adanya konflik berkepanjangan, yang hingga kini masih belum ada putusan resmi.
Berangkat dari situ, lanjut dia, Pemkot Surabaya berinisiatif mengambil alih pengelolaan KBS dengan tujuan ingin mengembalikan kejayaan kebun binatang yang sudah ada sejak zaman Belanda itu.
"Dulu, KBS bahkan sempat menyandang predikat kebun binatang terbesar di Asia Tenggara," katanya.
Setelah melewati proses panjang, kini KBS dikelola oleh Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS. Dikatakan Risma, meski PDTS KBS baru mengelola KBS selama enam bulan terakhir, namun kondisi makanan serta kebersihan sejatinya lebih baik.
PDTS KBS berusaha membenahi kondisi hewan-hewan yang ada dengan meningkatkan kualitas makanan dan perawatan. Tapi, pengelolaan yang dilakukan belum bisa maksimal karena masih terbentur sengketa.
Akhirnya, kata dia, pemkot memutuskan menggandeng Universitas Airlangga (Unair) untuk melakukan audit terhadap KBS. Hasil audit tersebut yang akan dipakai untuk mengetahui mana yang bisa atau tidak bisa dilakukan. "Dari situ pemkot punya gambaran untuk pembenahan KBS ini," kata Risma.
Demi menghindari kemungkinan polemik di kemudian hari, pemkot akan membangun sejumlah sarana tanpa menyentuh aset yang sedang dalam sengketa, misalnya pengolahan air bersih. Risma menyatakan, pemkot akan membangun tandon baru dan sama sekali tidak akan mengutak-atik tandon lama. Hal itu dilakukan agar benar di mata hukum.
Sementara itu, menanggapi berita salah satu media asing yang memuat tentang KBS yang memperlakukan koleksi hewannya secara kejam, Risma menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
Hal ini dikarenakan artikel maupun foto yang ditampilkan sama sekali tidak menggambarkan kondisi KBS saat ini. Setelah dikroscek, ternyata foto-foto diambil setahun yang lalu.
"Sekali lagi saya tegaskan bahwa itu bukan kondisi terkini. Yang saat ini sudah jauh lebih baik," katanya. (*)