Tentara Suriah Tewaskan 27 Gerilyawan termasuk Petempur Asing
Selasa, 7 Januari 2014 7:59 WIB
Damaskus, (Antara/Xinhua-OANA) - Tentara Suriah pada Senin (6/1) menewaskan 27 gerilyawan di Provinsi Idlib, bagian barat-laut negeri itu, sebagai bagian dari serangkaian operasi "akurat" oleh militer terhadap posisi gerilyawan di Provinsi Idlib dan Aleppo, kata SANA.
Beberapa petempur Arba, termasuk warganegaa Qatar, Arab Saudi dan Tunisia, termasuk di antara mereka yang tewas di Kota Kecil Binnish di Idlib, kata kantor berita resmi Suriah tersebut.
Ditambahkannya, beberapa warga Chechnya juga termasuk di antara gerilyawan yang tewas.
Pemerintah Suriah telah lama menuduh negara di wilayah itu memfasilitasi arus petempur asing ke dalam wilayah Suriah untuk berperang bersama kaum mujahidin untuk melawan pasukan reguler Suriah.
Sementara itu, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, kelompok pegiat yang berpusat di Inggris, mengatakan serangan udara terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo menewaskan 10 orang, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Tentara Suriah telah memerangi gerilyawan selama hampir tiga tahun. Masyarakat internasional sedang mempersiapkan penyelenggaran Konferensi Perdamaian Jenewa II, yang dirancang untuk mengupayakan penyelesaian politik bagi krisis berkepanjangan di Suriah.
Sementara itu kantor berita Prancis, AFP, melaporkan gerilyawan Suriah mengepung mujahidin dari Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) di kubu mereka di Suriah Utara, Senin, dengan harapan bisa menggilas kelompok yang diduga bergabung dengan Al Qaida dan dituduh melakukan pelecehan secara luas itu.
Koalisi luas kaum moderat dan Islam yang menentang Presiden Bashar al-Assad sedang berusaha mengusir ISIL --yang dituduh menculik, menyiksa dan membunuh gerilyawan saingan mereka dan warga sipil.
Front baru dalam perang saudara di Suriah terbuka kurang dari tiga pekan dari konferensi perdamaian yang direncanakan; PBB telah mulai mengirim undangan untuk konferensi tersebut, tanpa memasukkan Iran --sekutu Bashar.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan gerilyawand i Raqa "berhasil membebaskan 50 tahanan Suriah yang ditawan oleh gerilyawan Sunni", yang diduga menyekap ratusan tahanan, termasuk wartawan asing.
Raqa adalah satu-satunya Ibu Kota Provinsi yang lepas dari Pemerintah Suriah sejak konflik meletus pada Maret 2011 dengan protes damai guna menuntut pembaruan demokratis tapi berubah jadi perang besar ketika pasukan bashar melancarkan penindasan terhadap masyarakat yang tidak puas.
Kota itu belakangan jatuh ke tangan ISIL, penjelmaan paling akhir afiliasi Al Qaida di Irak, yang bergabung dalam perang melawan pemerintah pada penghujung musim semi 2013.
Gerilyawan mulanya menyambut kaum mujahid yang punya pengalaman tempur, tapi ketegangan meningkat saat ISIL dituduh melakukan aksi teror di berbagai daerah tempatnya beroperasi, terutama di Raqa.
Tiga aliansi tangguh gerilyawan pada Jumat (3/1) melancarkan apa yang oleh pegiat disebut "revolusi" kedua, dan telah bergerak maju dengan cepat. Mereka mengusir ISIL dari pos pemeriksaan dan pangkalan di seluruh Provinsi Aleppo, Idlib dan Hama. (*)