Dishutbun Bojonegoro Perkirakan Panen Tebu 47,62 Persen
Sabtu, 7 September 2013 8:11 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jatim, memperkirakan areal tanaman tebu tertanam seluas 1.670 hektare yang sudah terpanen berkisar 700-800 hektare atau sekitar 47,62 persen, pekan ini.
"Areal tanaman tebu yang panen tersebut merupakan pengembangan areal tanaman tebu lima pabrik gula," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, Sabtu.
Ia menjelaskan panen tebu di wilayahnya sempat terganggu hujan, sehingga panen yang seharusnya sudah berlangsung awal Juni menjadi mundur sampai pertengahan Agustus.
"Pengaruh hujan menjadikan tanaman tebu menjadi muda kembali, sehingga panen terpaksa ditunda," katanya, menegaskan.
Meski demikian, menurut dia, para petani tebu di daerahnya bisa memperoleh keuntungan, sebab produksi tanaman tebu rata-rata mampu mencapai 552 kuintal/hektare yang semula diperhitungkan hanya 507 kuintal/hektare dengan harga gula mencapai Rp9.800/kilogram.
"Meskipun panen mundur petani tebu tetap untung, sebab rendemen tebu rata-rata juga lumayan berkisar 7,9-8,2 persen" tandasnya.
Sesuai data yang masuk, menurut dia, perhitungan luas areal terpanen mengacu luas tanaman tebu petani yang bermitra dengan Pabrik Gula (PG) Djombang Baru milik PTPN X (Persero) seluas 556,079 hektare yang sudah terpanen seluas 264,467 hektare, per 6 September.
"Tanaman tebu yang bermitra dengan empat pabrik gula lainnya luas panenan hampir sama. Perkiraan kami panen tanaman tebu yang bermitra dengan lima pabrik gula sudah rampung akhir September," katanya, menegaskan.
Ia menyebutkan lima pabrik gula yang bermitra dengan petani di daerahnya yaitu Pabrik Gula (PG) Djombang Baru Jombang, PG Lestari Kertosono, PG Purwodadi Magetan, PG Sundono Nganjuk, dan PG Rejoagung Madiun.
"Pola kemitraan yang sudah berjalan, di antaranya ada petani yang langsung memperoleh dana awal dari pabrik gula berkisar Rp5,5 juta-Rp6 juta per hektare. Perhitungan bagi hasilnya biasanya berkisar 40 persen-45 persen untuk petani dan 55 persen-60 persen untuk pabrik gula," jelasnya.
Ia menambahkan pengembangan areal tanaman tebu di wilayahnya masih tetap jalan, meskipun banyak petani yang enggan menanam tebu karena lebih senang menanam tanaman semusim.
"Saat ini ada tambahan tanaman tebu baru sekitar 300 hektare. Kita terus melakukan sosialisasi kepada para petani agar bersedia menanam tebu sebagai upaya mencapai target swasembada gula," tegasnya. (*)