49 Jamaah Umroh Indonesia Tertahan di Malaysia
Minggu, 24 Februari 2013 6:07 WIB
Kuala Lumpur (Antara) - Sebanyak 49 Warga Indonesia yang berencana melaksanakan ibadah umroh ke Tanah Suci Mekkah tertahan di Kuala Lumpur, Malaysia, terancam tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke Arab Saudi karena nama mereka tidak tercantum dalam daftar penumpang pesawat.
Sebagian dari para jamaah tersebut melaporkan nasibnya kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Sabtu, dengan berharap ada solusi terbaik agar mereka tetap diberangkatkan untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci tersebut.
Dari penuturan anggota jamaah umroh tersebut, mereka berangkat melalui "Gema Arofah Tour & Travel dan tiba di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) dengan menggunakan maskapai penerbangan Lion Air, Jumat (22/2) sekitar pukul 13.00 waktu Malaysia.
Selanjutnya mereka menggunakan maskapai National Arabian Airlines (NAS), namun saat naik pesawat nama mereka dinyatakan tidak masuk dalam manifest (daftar penumpang) pesawat.
Imam Kasiman, pembimbing jamaah Umroh tersebut, menjelaskan bahwa Gema Arofah telah menyerahkan biaya untuk pengurusan tiket Kuala Lumpur-Jeddah kepada agen travel di Malaysia yaitu Muhammadiyah Travel & Tours.
Menurut dia, tiket yang dipesan telah dikirim ke Jakarta dan dengan tiket tersebut pula kedutaan Saudi Arabia di Jakarta telah mengeluarkan visa umroh. "Ternyata saat akan menaiki pesawat, nama kami tidak ada dalam manifest. Berarti tiket yang diuruskan travel Malaysia ini tiket bodong," ungkapnya.
Imam menegaskan tuntutannya adalah agar seluruh jamaah umroh yang ikut dalam paket tersebut dapat segera diberangkatkan ke Tanah Suci.
Dia mewakili anggota jamaah lainnya berharap bisa segera diberangkatkan sebab visa yang diberikan pemerintah Arab Saudi juga tidak lama.
Adapun anggota jamaah lainnya yang ikut paket umroh dari Gema Arofah itu sebanyak 164 dari total 213 orang yang terdaftar.
"Sebanyak 164 orang jamaah lainnya hingga saat ini masih di Cengkareng, Banten untuk menunggu kepastian pemberangkatan," kata Imam. (*)