Bojonegoro - Para perajin kayu jati di Desa Batokan, Bojonegoro, Jawa Timur, mendambakan dibangunnya jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan desa setempat dengan Kecamatan Padangan, agar memudahkan akses pendatang ke daerah setempat. Salah seorang perajin di Desa Batokan, Kecamatan Kasiman Sugeng (46), Rabu, mengatakan pengunjung yang datang ke sentra kerajinan kayu jati di desa setempat baik yang hanya berekreasi atau akan membeli kerajinan harus berputar melewati Cepu, Jawa Tengah. Namun, lanjutnya, kalau ada jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan Desa Batokan, Kecamatan Kasiman dengan Kecamatan Padangan, pengunjung dari arah Surabaya, juga Jateng bisa langsung ke lokasi. "Pengunjung ada yang memanfaatkan bus, kendaran roda empat dari daerah Jateng, juga Jatim," kata Sugeng, yang juga Ketua RT itu. Padahal, lanjut Sugeng, produksi kerajinan kayu jati baik mebel juga cendera mata di desa setempat mampu menembus pasar luar daerah seperti Kalimantan, Sumatera, bahkan luar negeri. "Tapi kalau menjadikan desa kami sebagai lokasi obyek wisata masih berat, sebab berbagai fasilitas penunjang seperti jembatan, juga yang lainnya belum ada," kata Sugeng menambahkan. Ia menyebutkan jumlah warga yang terlibat di industri kerajinan kayu jati mencapai 150 orang baik sebagai perajin juga pengusaha kerajinan kayu jati. Data dari para perajin, harga cendera mata di desa setempat, mulai asbak, vas bunga, jam dinding, juga lainnya mulai Rp20 ribu hingga Rp100 ribu/cendera mata, sedangkan mebel mulai harga Rp1 juta hingga Rp7 juta/unit. "Omzet perajin yang kecil sekitar Rp2 juta/bulan, namun perajin besar yang memiliki toko bisa mencapai Rp50 juta/bulan," kata Sugeng, dibenarkan pemilik UD Rindang Jati, Suparno (40). Menanggapi pembangunan jembatan di desa setempat, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Bojonegoro Andi Tjandra menyatakan pemkab berencana membangun jembatan yang melintas di Bengawan Solo di dua lokasi yaitu di Kecamatan Padangan-Kasiman dan Trucuk-Kota. Hanya saja, kata dia, pembangunan jembatan di dua lokasi itu, dilakukan secara bertahap yang akan diawali dengan membangun pondasi jembatan dengan alokasi anggaran masing-masing jembatan Rp4 miliar, pada 2013. "Pemkab berusaha menyelesaikan pembangunan jembatan Padangan-Kasiman dulu, baru jembatan Trucuk-Kota," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012