Surabaya - Puluhan wartawan yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan Surabaya menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi Jl. Gubernur Suryo, Surabaya, Selasa, menolak aksi kekerasan terhadap jurnalis. Aksi diikuti wartawan dari media cetak dan elektronik dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Ikatan Jurnalis Online (IJO). Para wartawan membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisi tuntutan dan kecaman, di antaranya mendesak Kapolri mengusut tuntas semua peristiwa kekerasan yang menimpa wartawan dan menjatuhkan hukuman kepada pelakunya. "Kami prihatin masih terus saja terjadi kekerasan terhadap jurnalis," kata salah satu anggota AJI Surabaya Rangga Umara saat berorasi. Menurut Rangga, ini preseden buruk bagi jaminan keamanan pekerja media di tanah air. Kekerasan demi kekerasan masih saja terjadi. "Ini artinya negara gagal memberikan perlindungan kepada pekerja media," ujarnya. Rangga menyebutkan rentetan catatan peristiwa penganiayaan yang menimpa wartawan harus dihentikan. Seperti yang menimpa wartawan di Palembang dan Riau yang dilakukan oknum TNI-AU berlanjut pembunuhan terhadap wartawan Metro Pos Manado dan yang paling hangat pembakaran rumah wartawan di Aceh. Selain meminta Kapolri mengusut semua peristiwa itu, Solidaritas Wartawan Surabaya juga mendesak Dewan Pers ikut mengawal penyelesaian semua masalah. Termasuk mewujudkan jaminan perlindungan keamanan kepada pekerja media. Ketua PWI Jawa Timur Akhmad Munir menegaskan bahwa semua permasalahan yang menimpa wartawan harus diusut sampai tuntas. "Ungkap motifnya, tangkap semua pelakunya," ujar Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jatim ini. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012