Washington - Daftar skandal berlatar seksualitas di militer Amerika Serikat bertambah lagi. Hampir 50 perempuan kadet Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat menjadi korban pelatih mereka di Pangkalan Angkatan Udara Texas, termasuk 13 perempuan yang mengalami kekerasan seksual.
Beberapa hari lalu, Jenderal David H Petraeus, bekas Direktur CIA, mengundurkan diri. Bekas Panglima Mandala ISAF di Irak dan Afghanistan itu terbukti memiliki skandal seksual bertahun-tahun dengan bekas anak buahnya, Letnan Kolonel Paula Broadwell, yang juga telah menikah dan memiliki dua anak.
Sedikitnya 23 pelatih terlibat dalam perkara pelanggaran seksual, yang terungkap pada Juni 2011 di pangkalan Angkatan Udara Lackland, dekat San Antonio, di pantai barat Amerika Serikat.
Di antara ke-48 korban yang diidentifikasi itu, 35 memiliki "hubungan tidak profesional" dengan pelatih, kata laporan tersebut. Yang lain menjadi sasaran kekerasan seksual, termasuk enam yang diserang seorang pelatih, yang dihukum karena ulah tersebut.
"Jenis kesalahan itu tidak dapat diterima di mana pun di Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi khususnya sangat mengerikan di lingkungan pelatihan dasar, tempat kami memiliki warga sangat rentan berupa angkasawan terbaru kami," kata kepala Komando Pendidikan dan Pelatihan Angkatan Udara Amerika Serikat, Jenderal Edward Rice, yang memimpin penyelidikan itu.
"Secara sederhana, yang terjadi adalah bahwa kami memiliki rincian dalam kelakuan baik dan disiplin di antara cukup sedikit, tapi tidak berarti dari pelatih kami," katanya kepada wartawan dalam melansir temuan itu.
"Itu terjadi karena kelemahan dan kesenjangan dalam kelembagaan perlindungan, yang dirancang untuk mencegah perilaku seperti itu," katanya.
Amerika Serikat memiliki sejarah cukup panjang dan teruji dalam sistem pendidikan dan pembinaan kader-kader militer mereka, sebagaimana selama ini terjadi di Akademi Angkatan Udara negara itu, di Colorado Springs, negara bagian Colorado.
Mereka sudah cukup lama menerima kehadiran remaja-remaja puteri untuk dididik dan dipersiapkan menjadi perwira-perwira pertama Angkatan Udara Amerika Serikat. Kehadiran perempuan dalam dinas aktif militer di matra udara itu bahkan juga sampai menjadi instruktur penerbang, setelah sebelumnya mereka menjadi pilot pesawat-pesawat tempur generasi terkini, di antaranya F-16, F-15, dan F-18.
Menurut laporan itu, sebagian besar pelatih yang berkelakuan tidak terpuji itu berasal dari Skadron Pelatihan ke-331 yang berpangkalan di pangkalan itu. Setelah perkara pelanggaran muncul, komandan satuan tersebut dibebas-tugaskan.
Dari 23 pelatih dituduh melanggar, lima sudah dihukum mahkamah tentara dan yang lain menunggu persidangan atau masih diperiksa. Di antaranya Sersan Luis Walker dijatuhi hukuman 20 tahun penjara sesudah terbukti bersalah atas 28 tuduhan berbeda, di antaranya memerkosa, dalam sidang pada Juli.
Pejabat menyatakan 10 perempuan kadet Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat dilecehkan Walker.
Parlemen menyuarakan kesiagaan atas tuduhan di Lackland itu, selain masalah lebih luas berupa kekerasan seksual di ketentaraan.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, melancarkan berbagai prakarsa untuk mengatasi pelecehan seksual di ketentaraan, tapi pegiat dan mantan perwira menyatakan ribuan perkara tidak dilaporkan, karena para perempuan tentara muda takut itu membahayakan karir mereka.
Angkatan Udara Amerika Serikat juga tegas melarang hubungan pribadi di antara pelatih dengan kadet-kadetnya.
Pejabat Angkatan Udara Amerika Serikat di luar komando pelatihan itu, Mayor Jenderal Margaret Woodward, juga melakukan tinjauan mandiri atas pelanggaran itu. Perempuan jenderal ini adalah komandan puncak komponen operasi udara koalisi NATO dalam Operasi Odyssey Dawn pada 2011, bagian dari theater Enduring Freedom dan Iraqi Freedom.
Ini adalah kepercayaan prestisius bagi seorang perwira tinggi angkatan udara negara-negara NATO. Dia menjadi perempuan jenderal berpangkat tertinggi yang dilahirkan Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat hingga kini.
Ia menyalahkan tentara atas banyak kegagalan, yang memungkinkan pelanggaran itu terjadi, termasuk kepemimpinan tidak cakap dan kelembagaan pengamanan tidak memadai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012