Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madiun, Jawa Timur mencatat sebanyak 152 kali bencana yang terjadi di wilayah itu selama periode Januari hingga September 2025.

"Dari jumlah tersebut paling banyak adalah kejadian pencarian dan pertolongan yang didominasi oleh kasus animal rescue," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun Wahyudi kepada wartawan di Madiun, Rabu.

Ia merinci, ke-152 kasus bencana tersebut terdiri atas bencana banjir sebanyak 17 kejadian, angin puting beliung hingga menyebabkan pohon tumbang 16 kejadian, lima kejadian rumah rusak, 20 kebakaran lahan dan rumah, serta 94 kejadian pencarian dan pertolongan animal rescue.

Adapun berdasarkan wilayah, Kecamatan Taman mencatat 67 kejadian, Manguharjo 56 kejadian, dan Kartoharjo 29 kejadian.

Wahyudi menjelaskan, dari sejumlah kejadian bencana tersebut ada yang disebabkan karena faktor alam dan ada juga karena kelalaian manusia.

Seperti kejadian kebakaran rumah yang disebabkan karena hubungan arus pendek listrik, membakar sampah namun tidak dipadamkan dengan sempurna, dan banjir akibat warga membuang sampah di sungai.

Guna mencegah kejadian bencana alam yang disebabkan karena kelalaian manusia seperti banjir, pihak BPBD aktif melakukan sosialisasi tentang pentingnya jangan membuang sampah di aliran sungai serta sikap tanggap darurat saat curah hujan tinggi.

Pencegahan juga dilakukan lewat normalisasi sungai dan kerja bakti petugas bersama relawan, termasuk pembersihan Sungai Kanigoro dari sampah dan bambu.

Pihak BPBD juga melakukan mitigasi bencana dan terus memperbarui pemetaan daerah di Kota Madiun yang rawan bencana.

Wahyudi menyebut, ada sejumlah wilayah rawan banjir di Kota Madiun. Yakni di Kelurahan Pilangbango, Tawangrejo, Kelun, dan Rejomulyo. Selain itu, aliran Sungai Kali Piring dan Kali Sono juga kerap meluap saat hujan deras berlangsung selama lebih dari tiga jam.

"Setiap hujan deras berpotensi memicu luapan di Kali Piring. Seandainya terjadi banjir, personel BPBD dan tim relawan kami Insya Allah sudah siap," katanya.

Selain personel, BPBD juga menyiapkan perlengkapan tanggap darurat seperti tandon air, pompa penyedot, alat pelindung diri, perahu karet, hingga dapur umum.

BPBD setempat bersama unsur TNI dan Polri setempat juga telah menggelar apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi.

Melalui sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat setempat, lanjut Wahyudi, Kota Madiun diharapkan semakin siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Kesiapsiagaan sejak dini menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko dan dampak bencana.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025