Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Kitakyushu, Jepang, sepakat melanjutkan kerja sama ke jenjang yang lebih tinggi dan kompleks dalam wadah "Green Sister City of Surabaya-Kitakyushu". Kesepakatan kerja sama tersebut ditandatangani Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wali Kota Kitakyushu Kenji Kitahashi di Ballroom Hotel Sheraton, Senin. Kabid Fisik dan Sarana Prasarana Bappeko Surabaya, Gede Dwijajawardhana mengatakan hubungan antara ibu kota Jawa Timur dengan kota yang terletak di Provinsi Fukuoka, Kyushu, itu sejatinya sudah berlangsung sejak 1997. "Saat itu, kerjasama dimulai dengan penandatanganan 'Joint Declaration of The Kitakyushu Conference on Environmental Cooperation among Cities in the Asian Region'," katanya. Selama rentang tahun 1998 hingga 2006, lanjut dia, fokus kerjasama kedua belah pihak yakni dibidang pengelolaan sampah. Pada tahun 2007, Pemkot Kitakyushu memberikan bantuan kepada Pemkot Surabaya guna mendukung pelaksanaan Program Revitalisasi Kalimas yang meliputi dua hal, yaitu peningkatan kualitas air dan pengembangan partisipasi masyarakat. Kini, lanjut dia, kerjasama tersebut bakal dibawa ke arah yang lebih komprehensif. "Kalau dulu hanya menitikberatkan di pengelolaan sampah, kini fokusnya akan menyentuh aspek-aspek lain seperti air bersih, energi, sanitasi, hingga pengurangan emisi gas rumah kaca," katanya. Menurut Dwija, yang menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana mewujudkan aspek-aspek tersebut dalam satu kawasan. Sebagai langkah awal, ia menjelaskan, pihaknya akan mencoba menerapkannya dalam skala kecil, baru setelah dirasa berhasil, akan ditularkan ke kecamatan-kecamatan lainnya secara bertahap. "Rencananya dicoba di daerah Jambangan dan Sutorejo. Besok akan ditinjau," katanya. Selain penandatanganan MoU, lanjut dia, juga digelar seminar bertema senada. Seminar tersebut dihadiri puluhan pengusaha dan praktisi lingkungan asal Kitakyushu. Sebanyak 7 pembicara dari Kitakyushu memaparkan langkah-langkah menuju lingkungan yang lebih baik. Mereka menjelaskan sejumlah topik di antaranya komunitas rendah karbon, pasokan air minum dengan tenaga surya, sarana pembuangan sampah daur ulang, pasokan air minum yang bersih dan terjaga, penataan drainase, manajemen pembuangan limbah yang tersentralisasi, dan upaya menekan gas emisi rumah kaca. Dari kesemua topik yang dipaparkan, Wali Kota Surabaya paling tertarik dengan manajemen pembuangan limbah yang tersentralisasi, yang didalamnya dikupas mengenai peningkatan mutu air sungai. Sebagaimana diketahui, kualitas air sungai di Kota Pahlawan belum bisa dikatakan baik. Hal inilah yang menggugah wali kota untuk memperbaiki kualitas sungai Surabaya. "Saya ingin anak-anak Surabaya bisa bermain di sungai yang jernih. Tidak perlu jauh-jauh ke desa," ungkap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Menurut dia, di Kitakyushu terdapat Sungai Murasaki yang airnya sangat jernih, bahkan bisa dimanfaatkan warga untuk berenang. Sekitar tahun 1970an, sungai yang membelah Kitakyushu ini pernah tercemar limbah industri yang berdampak saat itu tidak dijumpai satu pun spesies ikan yang hidup. Namun, berkat kerja keras dan komitmen Pemkot Kitakyushu plus dukungan warganya, sungai tersebut berubah menjadi jernih dan menjadi bagian dari keindahan kota. Semangat inilah yang nampaknya mengilhami wali kota. "Saya tahu itu bukan perkara mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Saya berharap Surabaya juga memiliki sungai sejernih Sungai Murasaki di Kitakyushu," ujar Risma dengan nada optimis. Sementara Wali Kota Kitakyushu Kenji Kitahashi menuturkan, keberhasilan kotanya dalam merevitalisasi Sungai Murasaki tak lepas dari peran serta seluruh lapisan masyarakat yang mau berkorban dan berkomitmen. Terkait target yang dicanangkan, Kenji mengatakan bahwa kedepan arah hubungan kerjasama ini adalah membentuk masyarakat yang tanggap lingkungan hidup. "Perkiraannya, sekitar 10 hingga 20 tahun lagi, baik Surabaya dan Kitakyushu bisa sama-sama berkembang menjadi kota berwawasan lingkungan di level dunia," pungkas Kenji. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012