Malang - Para peternak sapi perah di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengaku, mereka merasa dinomorduakan dalam hal pemberian subsidi demi kelangsungan ternak mereka. "Kami berharap ada subsidi pakan (konsetrat) dari pemerintah. Selama ini kami seperti dinomorduakan karena yang mendapatkan subsidi dari pemerintah hanya petani, padahal kami sangat membutuhkan, apalagi ketika musim kemarau," tegas salah seorang peternak sapi perah di Pujon Hasan Suwardi di Malang, Senin. Ketua I Koperasi SAE Pujon itu mengaku, saat ini terjadi kelangkaan pakan ternak berupa rumput gajah dan hijauan lainnya akibat musim kemarau, sehingga harus "impor" pakan hijauan dari sejumlah daerah sekitar, seperti Jombang dan Kediri, bahkan sampai ke Tuban. Padahal, lanjutnya, harga pakan hijauan tersebut juga cukup mahal. Sebelumnya para peternak bisa mencari rumput atau pakan hijauan tersebut dengan bebas (gratis), namun sekarang dihargai Rp500 per kilogram. Ia mengakui, kondisi tersebut terjadi di setiap musim kemarau. Setiap musim kemarau rumput dan pakan hijauan lain di wilayah Batu maupun Pujon sangat sulit, sehingga berpengaruh terhadap produktivitas susu yang dihasilkan. Selain rumput dan hijauan lainnya, katanya, untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi, peternak harus membeli konsetrat yang harganya juga cukup mahal, yakni Rp2.200 per kilogram dengan komposisi yang telah disesuaikan. Selama ini, kata Hasan, yang memberikan subsidi untuk pembelian konsetrat justru Koperasi SAE Pujon, yakni sebesar Rp450/kg, bukan pemerintah. Padahal, dengan pakan yang cukup, setiap ekor sapi bisa menghasilkan susu lebih dari 10 liter dengan kualitas yang bagus. Harga jual susu setiap liternya sebesar Rp3.200. Namun, karena produktivitas yang menurun akibat pemberian pakan yang tidak stabil, maka peternak terus merugi. "Kami berharap pemerintah juga memberikan perhatian pada peternak sapi ini dengan memberikan subsidi pembelian konsetrat agar kami tidak terus merugi," tandasnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012