Bojonegoro - Para pedagang sapi di Bojonegoro, Jawa Timur, mulai kesulitan memperoleh sapi dari peternak juga sapi yang di pasarkan di pasar hewan setempat, karena kenaikan harga sapi mencapai Rp1,5 juta/ekor. Seorang pedagang sapi asal Desa Medalem, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro Rejan, Kamis, mengatakan kenaikan harga sapi di peternak juga di pasar hewan mencapai Rp1,5 juta/ekor dipicu berkurangnya populasi sapi di masyarakat setelah Hari Rayah Idul Adha. Para pedagang, lanjutnya, kesulitan memperoleh sapi karena peternak enggan melepas sapinya, selain kalau ada sapi yang dijual harganya juga tinggi. "Saya datang ke Pasar Hewan Bojonegoro ini akan membeli sapi. Tapi melihat harganya yang naik juga pilihan sapi sedikit batal melakukan pembelian," jelas Rejan. Hal serupa juga dialami pedagang sapi asal Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Sutrisno yang batal melakukan pembelian sapi. "Lima ekor sapi yang saya miliki terjual dengan harga rata-rata Rp9 juta/ekor. Tapi saya juga tidak berani membeli sapi lagi sebab harganya terlalu tinggi," kata seorang pedagang sapi lainnya asal Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Juri, menambahkan. Ditemui terpisah Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Hewan Banjarjo di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Memet membenarkan berkurangnya sapi yang dipasarkan di pasar hewan setempat. Ia memperkirakan sapi yang dipasarkan di pasar setempat hanya tinggal separuhnya dibandingkan sebelum Hari Raya Idul Adha yang bisa mencapai 1.200 ekor/pasaran. "Yang jelas populasi sapi di masyarakat semakin berkurang setelah Pemerintah tidak melakukan impor sapi sejak beberapa tahun terakhir," kata Memet, menjelaskan. Selain itu, jelasnya, secara bersamaan di Jombang dan Tuban, juga sedang ada pasaran sapi sehingga sebagian pedagang yang biasa memasarkan sapi di pasar setempat, membawa sapinya di Pasar Hewan Jombang dan Tuban. Ia menambahkan pedagang sapi yang biasa memasarkan sapi di pasar setempat selain lokal, juga Tuban, Jombang, Nganjuk dan Blora, Jawa Tengah, dengan pembeli dari berbagai daerah di Jateng, juga Magetan, bahkan Bandung dan Jakarta. "Sapi yang dipasarkan di sini selalu dikirim ke luar daerah dengan jumlah sedikitnya tiga sampai lima truk setiap kali pasaran," ucapnya. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012