Madiun - Temuan kasus difteri selama tahun 2012 di Kota Madiun, Jawa Timur, meningkat tajam sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2010. Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun, Agung Sulistya Wardani, mengatakan, pada tahun 2010 ditemukan satu kasus difteri. Pada tahun 2011 temuan kasusnya meningkat menjadi tiga kasus. Sedangkan pada tahun 2012, sejak Januari hingga September, sudah ditemukan 18 kasus difteri dengan satu penderita di antaranya meninggal dunia. "Kasus difteri yang meninggal dunia tersebut menyerang pada balita usia enam bulan. Saat itu imun tubuhnya belum sempurna, sehingga tidak mampu bertahan," ujar Sulistya Wardani, kepada wartawan, Rabu. Pihaknya membenarkan jika Kota Madiun termasuk satu dari 19 kota dan kabupaten di Jawa Timur yang berstatus kejadian luar biasa (KLB) penyebaran kasus difteri. Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penderita difteri, Dinas Kesehatan Kota Madiun akan melakukan imunisasi massal di wilayah setempat. "Sebenarnya, jadwal imunisasi massal yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah tanggal 12-24 November. Namun, karena sasaran kami banyak, maka imunisasi massal akan digelar mulai tanggal 1 November hingga 24 November mendatang," ujar Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinas Kesehatan Kota Madiun, Deni Wuryani. Jumlah sasaran yang akan diimunisasi adalah sebanyak 35.860 jiwa lebih. Jumlah tersebut merupakan jumlah total untuk sasaran imunisasi golongan usia 2 bulan-3 tahun, usia 3-7 tahun, dan usia 7-15 tahun. "Sasaran imunisasi akan diperlebar dari usia 2 bulan hingga 15 tahun. Hal ini karena kelompok penderita difteri di Jawa Timur saat ini bergeser ke kelompok umur yang lebih tua. Sedangkan target cakupan sasaran imunisasi tersebut adalah 100 persen. Kami ingin Kota Madiun bersih dari kasus difteri," kata dia. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012