Pekanbaru - Sebanyak enam wartawan menjadi korban penganiayaan sejumlah oknum TNI saat meliput insiden jatuhnya pesawat Hawk 200 TNI AU di sekitar pemukiman warga RT 03, RW 03, Dusun 03, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Selasa sekitar 09.47 WIB. Enam wartawan tersebut adalah Didik Herwanto (fotografer Riau Pos), Fakhri Rubianto (reporter Riau Televisi), Rian FB Anggoro (pewarta ANTARA), Ari (TV One) dan Irwansyah (reporter RTV) serta Andika (fotografer Vokal). Tidak hanya penganiayaan, sejumlah oknum TNI yang berjaga-jaga di lokasi insiden pesawat jatuh juga merampas beberapa kamera milik pewarta foto yang tengah bertugas. "Tiba-tiba, begitu saya datang mendekat ke lokasi langsung dipukul di bagian perut," kata Rian, pewarta ANTARA. Ia juga mengaku kehilangan kamera dan kacamata yang dibawa dan dikenakan saat melakukan peliputan di lokasi insiden. "Saya dipukul di bagian wajah dan punggung juga perut hingga memar," kata Didik, pewarta foto Riau Pos. Didik juga mengaku kamera foto yang dibawanya dirampas oleh oknum TNI usai pemukulan terhadapnya. "Waktu itu saya juga diinjak-injak kayak binatang. Untung saja ada Polisi Militer dan saya diamankan ke dalam mobil," katanya. Insiden penganiayaan terhadap sejumlah awak media tersebut berlangsung secara beruntun hingga menyebabkan kalangan ini mengalami luka-luka. Informasi di lokasi kejadin, selain wartawan sejumlah warga juga turut menjadi korban penganiayaan oknum TNI di lokasi insiden pesawat jatuh. Oknum anggota tersebut juga menyita sejumlah handphone milik warga yang mencoba mengabadikan peristiwa tersebut. Bahkan peristiwa penganiayaan warga dan sejumlah awak media itu dilakukan di hadapan anak-anak sekolah dasar (SD). Sejauh ini, atas sejumlah insiden kekerasan itu, pihak TNI AU belum dapat dikonfirmasi. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012