Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) masih melakukan pengkajian terkait pembelian helikopter serang dari negara lain, seperti Helikopter serang Apache dari Amerika Serikat. "Pembelian helikopter serang tengah kami pelajari, yang terpenting aman dan tepat digunakan," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di sela-sela acara pameran alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AD di Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu. Menurut dia, pengadaan Helikopter tempur itu harus disesuaikan dengan anggaran yag tersedia dari pemerintah. "Misalnya, kita ingin helikopter serang jenis Apache. Itu bagus, tapi kalau terlalu mahal, ya nanti bagaimana. Maka solusinya kami ajukan yang spesifikasinya dibawahnya, seperti Super Cobra dan Black Hawk. Kami tengah mempelajari lebih lengkap," kata Pramono. Kendati demikian, pihaknya juga tidak menginginkan membeli barang yang murah, namun setelah setahun dipakai, alutsista itu tidak dapat digunakan karena "sparepart" nya tidak ada. "Jadi itu buat apa. Oleh karenanya, kita sesuaikan dengan anggaran dan kualitas dari alutsista yang kita beli," kata KSAD. Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono juga mengatahak hal senada, bahwa TNI AD masih melakukan pengkajian terkait rencana pembelian delapan unit helikopter serang, Apache dari Amerika Serikat. "Di dalam konteks pembangunan kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF) memang ada heli serang yang mau dibeli oleh Angkatan Darat. Heli serbu itu bermacam-macam, ada Apache, Black Hawk dan lainnya," kata Panglima TNI usai membuka Kejuaraan Terjun Payung Militer pertama atau Dewan Olahraga Militer Internasional (Conseil International du Sport Militaire/CISM) dan Kejuaraan Terjun Payung TNI Terbuka 2012 yang diselenggarakan sejak 23 September hingga 30 September 2012 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (23/9). Menurut dia, TNI AD sendiri masih mengkaji mana sebenarnya pilihan terbaik bagi mereka, apakah Apache atau Black Hawk. "Saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan menentukan pilihannya karena pembinanya Angkatan Darat, penggunanya memang Panglima TNI. Saya hanya melihat konteks dalam penggunaan ketiga matra apakah bisa kita satukan atau tidak. Kalau semuanya memungkinkan, kita akan lakukan bersama-bersama," papar Agus. Penggunaan helikopter tempur, seperti Apache ini cukup banyak, salah satunya bisa digunakan untuk lawan "insurgency". Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter tersebut, ujarnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012