Pacitan - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, telah menerima 80.924 lembar KTP elektronik, namun belum mendistribusikan ke warga masyarakat karena belum ada petunjuk pelaksanaan dari pemerintah pusat.
"Pengiriman dilakukan bertahap sejak akhir Agustus lalu. Saat ini, hampir setiap hari kantor kami menerima kiriman paket lebih dari satu kotak berisi e-KTP," kata Sekretaris Dinas Dukcapil Kabupaten Pacitan, Bambang Widodo, Selasa.
Bambang belum bisa memastikan kapan distribusi KTP elektronik tersebut akan dilaksanakan. Selain menunggu instruksi dari Kementrian Dalam Negeri, pihaknya juga masih melakukan pengecekan data nomor KTP maupun tujuan pengiriman ke kecamatan-kecamatan.
Sesuai skenario, warga yang ingin mengambil kartu tanda kependudukan selanjutnya harus hadir di kantor kecamatan tempatnya bermukim. Mereka lalu akan diberi kesempatan untuk mencocokkan identitas dilakukan dengan pemindaian sidik jari menggunakan peralatan "finger print".
Hanya saja, jika terjadi kesalahan pihak Disdukcapil belum bisa menjelaskan tata cara perbaikannya. "Teknis perbaikannya belum ada petunjuknya," ujarnya.
Menurut Bambang, kesalahan data pada identitas di KTP elektronik dimungkinkan masih ada, misalnya, perubahan status pekerjaan wajib KTP.
Contoh, saat perekaman yang berlangsung antara bulan April-September, seorang warga belum pensiun dari tempatnya bekerja, namun ketika KTP elektronik diterima ternyata warga tersebut sudah purna tugas.
Sampai pekan kedua bulan September, Kabupaten Pacitan telah menyelesaikan 85,10 persen dari kuota perekaman sebanyak 443.380 orang.
Dengan persentase terbanyak berada di Kecamatan Pringkuku yang mencapai 91,41 persen, diikuti Kecamatan Punung dengan 88,08 persen.
Sementara kecamatan dengan presentase perekaman paling rendah masing-masing ditempati Kecamatan Tulakan (79,33%) dan Kebonagung (82,42%).
Meski rata-rata tiap kecamatan telah memiliki persentase di atas 80 persen, tetapi Bambang tidak yakin total kuota perekaman KTP elektronik dapat terpenuhi.
Dia kemudian mencontohkan daerah-daerah lain yang juga mengalaminya. Ada beberapa kendala dalam menuntaskan jumlah kuota, di antaranya terjadi pada warga berusia lanjut dan mereka yang merantau. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012