Malang - PDAM Kota Malang, Jawa Timur, rata-rata mengalami kerugian sebesar Rp1 miliar per bulan akibat tingkat kebocoran air yang masih cukup tinggi, yakni mencapai 30 persen. Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Malang Jemianto, Rabu, mengakui, meski tingkat kebocoran air sudah turun drastis, nominal angka kerugian PDAM masig mencapai Rp1 miliar setiap bulan. "Tingkat kebocoran air PDAM daerah ini sebelumnya mencapai 40 persen, namun karena kerja keras semua pihak akhirnya bisa diturunkan menjadi 30 persen. Tapi, ya itu tadi kalau dinominalkan angka kerugiannya masih cukup besar," ujarnya. Menurut dia, kebocoran air PDAM tersebut disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah keberadaan pipa yang telah berusia tua, bahkan banyak yang masih menggunakan pipa peninggalan Belanda serta tekanan air yang cukup tinggi karena penggunaan sedikit. Selain itu, lanjutnya, juga banyak pipa yang berada di bawah tanah tidak mampu menahan beban kendaraan berat, apalagi kalau pipa tersebut melintasi jalan raya padat kendaraan. Untuk mengontrol tingkat kebocoran air agar tidak semakin besar, katanya, ada petugas khusus yang memantau secara rutin, disamping dipasang distrik meter area (DMA) yang berfungsi mengatur pembagian air sekaligus tekanannya. Ia mengemukakan, pada saat pemakaian puncak (beban puncak), tekanan air justru rendah, namun ketika penggunaannya sedikit, tekanan air justru tinggi. Pada saat tekanan tinggi itulah, pipa yang tidak mampu menahan tekanan menjadi bocor. "Kami akan terus berupaya untuk menekan tingkat kebocoran air ini dengan berbagai cara. Dengan demikian, nominal kerugian PDAM juga bisa ditekan," tandasnya. Dari sekitar 111 ribu pelanggan, jumlah air yang digunakan sekitar satu juta meter kubik per bulan dan debit air yang dibutuhkan sekitar 2 ribu liter per detik. Sementara itu Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang Bambang triyoso berharap angka kebocoran air PDAM daerah itu bisa ditekan hingga 20 persen, sehingga air yang dibeli dari Kabupaten Malang maupun Kota Batu itu bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat secara maksimal. "Kan sayang, kalau beli airnya saja sudah mahal, tapi akhirnya terbuang sia-sia akibat aliran air ke pelanggan bocor di tengah jalan," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012