Surabaya - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan optimistis dapat mengembangkan sektor pertanian di Indonesia dengan meningkatkan produktivitas tiga komoditas utama, yakni gula pasir, beras, dan sorgum.
"Upaya pengembangan ini kami lakukan dengan melaksanakan revolusi pabrik gula satu kali lagi pada tahun depan," katanya, saat menghadiri "Forum Surabaya Peduli, dengan Halalbihalal Kita Wujudkan Kepedulian dan Kebersamaan", di Surabaya, Selasa malam.
Bentuk revolusi pabrik gula, contoh dia, bisa diwujudkan dengan meminta manajemen pabrik gula mulai diisi oleh orang muda yang berkualitas dan berpotensi meskipun mereka belum memiliki pengalaman sebagai manajer.
"Kebijakan dengan mewajibkan pimpinan manajemen harus orang yang lebih senior harus dihapus dan diganti," ujarnya.
Selain itu, jelas dia, pada tahun depan pihaknya akan mendesak pabrik gula di Tanah Air bisa seperti pabrik gula yang ada di Eropa.
"Hal itu akan merealisasi pabrik gula di Indonesia menjadi semakin bersih dan memiliki lantai mengkilat. Jangan seperti sekarang," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, pengembangan sektor pertanian di Tanah Air bisa diwujudkan dengan perbaikan sistem tanam padi sehingga impor beras bisa dihentikan.
"Impor beras tahun 2011 mencapai 1,7 juta ton dan itu bisa distop. Ini bukan masalah kita bisa atau tidak tapi mau atau tidak mau merealisasi," katanya.
Salah satu cara meningkatkan produktivitas beras di Indonesia, kata dia, dengan membantu seluruh petani di penjuru Nusantara mulai dari penyaluran benih maupun pupuk.
"Untuk biayanya bisa mereka ganti setelah panen. Dengan cara ini, kami yakin pada tahun mendatang Indonesia bisa menghasilkan 3,5 juta ton beras dari luas tanam padi 3,5 juta hektare," katanya.
Bahkan, lanjut dia, pada tahun ini pihaknya memberikan apresiasi lebih terhadap Bulog yang sanggup merevitalisasi kinerjanya sehingga dalam waktu enam bulan bisa menghasilkan 2,6 juta ton beras.
"Di samping itu, pengembangan lainnya di sektor pertanian bisa dengan mulai menanam sorgum di 15.000 hektare lahan di Tanah Air. Kami percaya upaya ini mampu menghentikan impor gandum yang selama tahun ini mencapai 7,2 juta ton," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012