Surabaya - Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya mengimbau para dermawan yang hendak menyalurkan zakat mal (harta benda) di bulan Ramadhan melibatkan instansi terkait. Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Masduki Toha, mengatakan, banyak kejadian di daerah-daerah lain, penyaluran zakat mal yang tidak diatur dengan baik telah membawa korban jiwa. "Kami berharap hal ini tidak terjadi di Surabaya," katanya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengimbau agar kepada para dermawan di Surabaya untuk berkoordinasi, bekerja sama atau melibatkan instansi terkait seperti pemkot, kepolisian maupun Badan Amil Zakat (BAZ). "Kerja sama ini untuk mencari pola atau cara agar penyaluran zakat mal kepada warga miskin lancar dan tidak memakan korban jiwa. Apalagi berdesak-desakan karena antrean panjang dan kemacetan lalu lintas," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. Dengan demikian, kata dia, antara pemberi dan penerima zakat mal di Surabaya sama-sama enak sehingga tujuan dari zakat itu sampai kepada sasaran. Selain itu, Masduki berharap agar Wali Kota Surabaya bisa mengantisipasi persoalan dengan dibuat aturan sepertai Peraturan Wali Kota (Perwali) yang mengatur distribusi atau penyaluran zakat mal secara tertib dan tidak berdesak-desakan. Selain itu, perwali tersebut juga mengatur zakat mal bagi pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Surabaya. Perwali ini nantinya mengharuskan PNS menyisihkan penghasilan bulanannya secara rutin. "Orang yang mau mengeluarkan zakat di Surabaya jumlahnya besar. Jika ini bisa dikoordinir dan dikelola dengan baik, saya yakin zakat akan membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan," ujarnya. Dia mengungkapkan, ada sekitar 23 ribu PNS di lingkungan Pemkot Surabaya yang menjadi potensi zakal mal. Nantinya, dana tersebut dikelolakan ke Badan Amil Zakat (BAZ). "Penggunaan dana itu harus transparan dan memiliki manfaat pengemberdayaan masyarakat miskin," katanya. Untuk itu, lanjut dia, peran BAZ Surabaya harus lebih dioptimalkan lagi. Hal ini mengingat keberadaan BAZ Kota Surabaya selama ini dianggap tidak efektif karena tidak mengakomodir kepentingan seluruh masyarakat Kota Surabaya. "Buktinya masih banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan BAZ. Bisa dibilang kondisinya sekarang tidak hidup dan mati," ujarnya. Menurutnya, keberadaan BAZ harus disosialisasikan lebih luas agar visi dan misinya bisa dirasakan masyarakat luas. "Bahkan sosialisasi bisa sampai ke wilayah kecamatan hingga kelurahan dengan melakukan sosialisasi," harapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012