Pacitan - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terus memantau fluktuasi harga sejumlah barang/bahan kebutuhan pokok (sembako) menjelang datangnya bulan puasa (Ramadhan), yang diperkirakan jatuh pekan ketiga Juli.
"Pemantauan harga sembako selalu kami lakukan tiap pekan, tidak hanya karena sekarang menjelang (bulan) puasa. Hasilnya akan dievaluasi apakah diperlukan tindakan intervensi (pasar) atau tidak," kata Kabag Administrasi Perekonomian Kabupaten Pacitan, Prasetyo Wibowo, Kamis.
Apabila fluktuasi harga sembako sudah melebihi ambang batas kewajaran, tandasnya, tindakan operasi pasar akan segera dilakukan.
Ia tak menjelaskan secara terperinci ambang batas kenaikan harga dimaksud. Prasetyo hanya menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim untuk mempersiapkan langkah-langkah intervensi pasar guna menekan kenaikan harga lebih lanjut.
"Tentunya, untuk mengantisipasi kenaikan harga yang terlalu melambung tinggi. Soal jadwal, masih dikoordinasikan dengan provinsi," ucapnya.
Sebagaimana keterangan sejumlah pedagang di salah satu pasar tradisional setempat, kenaikan harga sembako terjadi secara bertahap, dengan besaran berkisar antara Rp500 hingga Rp1.000 perkilogram.
Selain kebutuhan pokok, harga ayam kampung juga menanjak hingga mencapai 50 persen, termasuk saat bulan puasa dan mendekati Hari Raya Idul Fitri, Agustus.
Nanik, salah seorang pedagang pracangan mengungkapkan, beberapa hari lalu harga telur hanya Rp16 ribu perkilogram. Namun, Kamis pagi tadi, harganya sudah berfluktuasi menjadi Rp17 ribu perkilogram.
Demikian pula dengan harga cabai merah kecil yang naik Rp1.000, dari harga sebelumnya Rp19.000 perkilogram menjadi Rp20.000 perkilogram. Sementara harga gula pasir naik dari Rp12.500 menjadi Rp13.000 perkilogram.
"Sebelumnya harga telur hanya dikisaran antara Rp12.000 hingga Rp13.000 perkilogram. Kenaikannya saat ini sudah mencapai Rp4.000 lebih," ujar Endang, pedagang Pasar Minulyo.
Tak hanya telur ayam, lanjut dia, komiditas lain seperti beras, gula dan cabai juga mengalami kenaikan secara bertahap. "Kenaikan mulai terjadi sejak dua pekan lalu," tuturnya.
Diperkirakan, selain faktor puasa kenaikan harga sembako juga terjadi karena tingginya permintaan sembako di pasaran. Apalagi, saat ini sedang musim orang punya hajatan.
Flutuasi harga sembako dan sejumlah kebutuhan rumah tangga lainnya semakin menjadi lantaran naiknya permintaan tidak dibarengi dengan penambahan distribusi barang. Apalagi Kabupaten Pacitan selama ini masih bergantung pasokan bahan baku sembako dari daerah-daerah lain.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012