Tulungagung - Seorang ibu muda di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur melaporkan suaminya sendiri ke polisi karena telah dua kali melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). "Kasusnya sedang kami tangani. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) juga tengah menyelidiki kemungkinan terlapor telah menikahi anak di bawah umur, karena saat ini pelapor ternyata masih berusia 17 tahun," terang Kasubbag Humas Polres Tulungagung AKP Dwi Hartaya, Senin. Selain meminta keterangan pelapor, tim penyidik dari UPPA juga telah memeriksa sejumlah saksi berikut hasil visum luar dokter puskesmas. Tidak ada penjelasan mengenai status terlapor, Sukirno (28), dalam kasus dugaan KDRT ini. Pihak kepolisian hanya mengatakan bahwa kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan dan saksi terlapor segera diperiksa/dimintai keterangan. "Yang pasti polisi sudah memeriksa korban dan saksi," jelas Dwi Hartaya. Insiden pemukulan itu sendiri sebenarnya tergolong ringan. Mengacu keterangan pelapor, Amandasari (17), dirinya ditampar dua kali oleh suaminya saat berada di rumah tetangga serta di dalam rumah pribadi mereka. Disebutkan, pemukulan dilakukan secara berturut, dengan jeda waktu sekitar dua jam. Korban ditampar di bagian pipi serta kepala beberapa kali oleh suaminya sendiri setelah sebelumnya sempat terjadi cekcok mulud. Ibu belia ini tidak terima dengan perlakuan kasar suaminya, dan langsung menemui bidan desa untuk memeriksakan bekas/dampak pemukulan yang dia alami sebelum kemudian melaporkan kasu KDRT tersebut ke polisi. "Kasus berlatar belakang KDRT menjadi salah satu atensi jajaran kami karena angka kejadiannya tergolong tinggi," terang Hartaya. Belum diketahui secara pasti apa yang melatarbelakangi penganiayaan yang dilakukan Sukirno. Hartaya hanya menduga emosi si suami memuncak ketika korban tidak mau diajak pulang. "Karena ini kasus rumah tangga, polisi tetap memberi peluang kepada masing-masing pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan secara damai dan kekeluargaan," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012