Siapakah juara Piala Eropa edisi 2012? Apakah Jerman, Inggris, Prancis, Italia atau Spanyol sebagai pemegang gelar empat tahun lalu. Negara-negara ini masuk bursa unggulan karena memiliki tradisi sepak bola yang bagus dan kompetisi yang cukup berkualitas.
Namun, masih terlalu sulit untuk memprediksi negara mana yang bakal menjadi jawara sepak bola Eropa tahun ini, karena persaingan menuju tampuk juara masih sangat ketat.
Jerman yang punya tradisi bagus di turnamen akbar Piala Eropa dan Piala Dunia, sangat layak untuk dijagokan. Begitu juga dengan Prancis, Italia, Inggris, dan khususnya Spanyol yang dalam beberapa tahun terakhir prestasinya semakin menanjak.
Terlepas dari siapa nanti yang bakal menjuarai pesta sepak bola empat tahunan di Benua Eropa tersebut, yang pasti pecinta bola di seantero dunia telah mendapatkan suguhan hiburan dari permainan 16 tim yang lolos putaran final.
Hingar bingar kejuaraan Piala Eropa seakan menenggelamkan badai krisis ekonomi yang dialami sebagian besar negara di kawasan benua biru tersebut. Jutaan masyarakat penggemar bola di Eropa berduyun-duyun menuju Polandia dan Ukraina untuk menyaksikan langsung kejuaraan tersebut.
Sementara jutaan warga lainnya menonton laga melalui layar televisi atau bergabung dengan penggemar sepak bola di lapangan terbuka dan taman-taman kota untuk melihat tayangan melalui layar lebar.
Mereka seakan tidak ingin melewatkan momen berharga yang terjadi hanya empat tahun sekali. Menonton aksi-aksi bintang seperti Cristiano Ronaldo (Portugal), Ibrahimovich (Swedia), Mario Gomez (Jerman), Wayne Rooney (Inggris), Robbie Van Persie (Belanda), Xavi Hernandez (Spanyol), dan seniman bola lainnya.
Tidak ketinggalan penggemar bola di Tanah Air yang juga ikut larut dalam gemerlap Piala Eropa. Tidak peduli rakyat jelata atau pejabat, hampir tiap malam mereka dipastikan ikut begadang di depan televisi untuk memuaskan hobinya sebagai penggila bola (gibol).
Tayangan Piala Eropa seakan menjadi hiburan dan obat penawar di tengah hiruk-pikuk dan kegaduhan politik, persoalan korupsi yang tak kunjung tuntas, hingga lonjakan harga kebutuhan pokok yang makin mencekik kehidupan masyarakat kelas bawah.
Sementara di dalam negeri, prestasi sepak bola juga tidak kunjung membaik. Bahkan, yang muncul justru konflik perebutan kekuasaan di PSSI dan keributan di dalam dan luar lapangan pertandingan hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di pihak suporter.
Lalu, sampai kapan sepak bola Indonesia akan terus seperti ini? Padahal masyarakat sudah terlalu lama berharap prestasi sepak bola kita bisa maju dan menjadi kebanggaan, sehingga mereka tidak lagi "mendewakan" klub atau tim nasional negara lain. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012