Surabaya - Sekawanan monyet liar tiba-tiba menyerang kantor Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya di Jalan Pacar, Selasa, sehingga membuat pegawai setempat menjadi resah.
Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya Hari Tjahjono, mengatakan, hingga kini diketahui baru ada empat monyet yang menyerang kantor Bappeko, sedangkan satu di antaranya telah mati karena kesetrum trafo di samping kantor Bappeko.
"Kami masih mencoba menangkapnya, tapi susah karena diperkirakan monyet itu sembunyi di atas pfalon, sedangkan di dalam gelap sekali," katanya.
Menurut dia, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui jenis monyet apa yang menyerang kantor Bappeko sejak dua hari ini.
Hari mengindikasikan monyet tersebut ada yang memiliki atau dipelihara oleh orang lain di sekitar kantor Bappeko. Ini setelah melihat perangai monyet tersebut yang tidak berlarian, melainkan hanya sembunyi di gedung berlantai tiga itu.
Salah satu pegawai Bakesbang Linmas yang bertugas di Bappeko Antonious mengatakan, sejak pagi hari monyet itu menampakkan diri di lantai atas Bappeko.
"Munculnya dari mana kami juga tidak tahu," katanya.
Ia menerangkan monyet-monyet itu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tetapi monyet tersebut tidak berusaha meloncat dari gedung, melainkan hanya satu yang melomcat ke gardu listrik, yang akhirnya mati kesetrum.
Hal sama juga pegawai Bakesbang Linmas lainnya, Triono Effendi. Ia menambahkan kemarin monyet itu muncul lagi, namun tetap susah ditangkap sebab monyet masuk ke plafon lewat celah plafon yang jebol di gedung tersebut.
Pihak Bappeko akhirnya menghubungi Dinas Pertanian Surabaya dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim untuk menangkap monyet tersebut. Namun tetap saja monyet tidak bisa ditangkap.
"Begitu ditelepon, kami langsung menurunkan lima personil kami ke sana. Tapi tetap saja sulit ditangkap," kata Hari Tjahjono.
Namun demikian, lanjut Hari, pencarian monyet ini akan terus dilanjutkan. Bahkan tim dari
Distan dan BKSDA sudah menyiapkan tembak bius untuk monyet tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012