Ngawi - Puluhan warga Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jatim, Kamis, mendatangi kantor desa setempat guna memprotes perangkat desa mereka atas proses tukar guling lahan pertanian milik desa yang terkena pembangunan jalan tol Mojokerto-Solo. Warga menduga perangkat desa mereka telah menyalahgunakan dana pembebasan lahan milik kas desa setempat yang selama ini digunakan pertanian. Dalam protes tersebut, warga meminta kepala desa mereka turun dari jabatannya dan mengganti lahan pertanian tersebut dengan lahan yang lebih subur, karena lahan yang baru dinilai tidak produktif. "Uang pembebasan lahan yang diberikan oleh pihak terkait besarnya mencapai Rp800 juta. Dengan uang sebanyak itu, mestinya bisa mendapatkan lahan pengganti yang layak untuk pertanian, namun kenyataannya malah tidak," ujar seorang warga setempat, Darto. Menurut dia, lahan pengganti yang dibelikan oleh perangkat desa setempat tidak subur, tidak bagus untuk bercocok tanam, dan terletak di tempat yang tidak strategis. "Harganya juga jauh di bawah dana pembebasan yang diperoleh. Kalau sudah begini, kemana sisa dana pembebasan lahan yang diperoleh?," kata Darto. Selama ini, tanah kas desa memang digunakan lahan pertanian dan digarap oleh warga dengan sistem sewa. Warga merasa kecewa karena lahan pengganti yang diperoleh tidak sama dengan lahan sebelumnya yang terkena proyek jalan tol. Menanggapi protes itu, Kepala Desa Karangbanyu, Sutrisno, akhirnya bersedia melakukan dialog dengan warganya. Dalam dialog tersebut disepakati pihak kepala desa akan mencarikan lahan baru sesuai keinginan warga. "Aspirasi warga untuk mencari lahan baru akan kami penuhi. Namun saya dan perangkat desa yang lain tidak akan mundur dari jabatan karena kami merasa tidak pernah korupsi atas uang hasil pembebasan lahan tanah kas desa," kata Sutrisno. Setelah ada kesepakatan tersebut, warga akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Demo yang sempat diwarnai keributan tersebut berlangsung dengan penjagaan ketat petugas TNI dan Polri setempat. Sementara, pembangunan jalan tol Mojokerto-Solo untuk ruas Mantingan-Solo di Kabupaten Ngawi diperkirakan membutuhkan lahan sekitar 450 hektare tanah warga di lima kecamatan, beserta sekitar 967 meterpersegi bangunan di atasnya. Pembangunan jalan tol ini masih dalam proses pembebasan tanah dan bangunan milik warga. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012