Pacitan - Puluhan hektare tanaman padi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, rusak dan terancam gagal panen (puso) akibat serangan jamur jenis pyricularia yang mulai menyebar selama sebulan terakhir.
ANTARA di Pacitan, Kamis, melaporkan, kerusakan tanaman padi paling parah terlihat di sejumlah desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Pacitan.
Belum ada konfirmasi resmi dari pihak dinas pertanian setempat mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan jamur pengganggu tanaman padi tersebut.
Namun, pantauan di lapangan menunjukkan, serangan jamur pyricularia yang menyebabkan batang padi layu dan menguning tersebut juga menyebar di area persawahan yang ada di daerah lain sekitar kota.
"Jika tidak segera diatasi serangan hama itu berpotensi menyebabkan gagal panen," kata Parnen, petani di Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan.
Menurut Parnen, dampak serangan jamur biasanya diketahui saat tanaman padi menjelang dewasa dan bulir padi mulai muncul.
Meski sekilas batang padi masih menghijau, tetapi jika dibiarkan bulir padi yang tumbuh menjadi kering dan tidak berisi.
"Memang warnanya masih hijau, tapi kalau sudah 'mbledhuk' (mulai berisi) lama-lama akan kering juga," ujarnya sembari memperlihatkan satu rumpun padi yang telah terserang jamur pyricularia.
Seperti halnya Parnen, petani lain bernama Kateno juga mengungkapkan hal serupa bahwa serangan jamur pyricularia bahkan telah dia alami selama lima tahun terakhir.
Ia dan para petani lain sebenarnya telah mengantisipasi dengan melakukan penyemprotan menggunakan pestisida antihama dan antijamur sebagaimana dianjurkan oleh penyuluh dari dinas tanaman pangan dan peternakan (distanak).
Selain melakukan penyemprotan, pencegahan serangan jamur juga dilakukan warga Krajan Lor dengan cara merendam bibit sebelum disemai menggunakan air yang telah dicampur cairan fungisida.
Hasilnya meski belum mampu mencegah tetapi upaya tersebut setidaknya dapat meredam serangan.
Hanya saja, kata Parnen maupun Kateno, serangan jamur terhadap tanaman padi mereka telah menyebabkan ongkos produksi mereka meningkat.
"Pembelian pestisida maupun fungisida dalam jumlah banyak telah menyebabkan ongkos produksi naik, padahal kami masih harus 'berjudi' karena ancaman gagal panen tidak secara otomatis hilang," kata Kateno.
Tak hanya di Kelurahan Ploso, serangan hama serupa juga ditemui di wilayah Desa Sukoharjo.
Serangan jamur pyricularia terjadi karena pengaruh kelembaban yang tinggi. Selain itu, jarak tanam yang terlalu rapat juga dapat memicu munculnya serangan hama ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012