Surabaya - Potensi pasar pengelolaan dana pensiun secara nasional sangat besar karena mereka banyak yang belum digarap serius oleh perusahaan dana tersebut di Tanah Air. "Untuk itu, kami yakin dana kelola pada tahun 2012 meningkat antara 25-30 persen dibandingkan yang dikelola 'sister company' PT Manulife Aset Manajemen Indonesia sebesar Rp6,3 triliun," kata "Vice President Director and Head of Employee Benefits and Sharia Business" PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Nelly Husnayati, dalam "Client Gathering and Talk Show", di Surabaya, Selasa. Ia menjelaskan, dari total dana Rp6,3 triliun tersebut maka kontribusi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) mendominasi sebesar Rp4,9 triliun. "Angka itu berasal dari 4.983 perusahaan atau sebanyak 740.000 karyawan," ujarnya. Sementara, ungkap dia, kontribusi Jatim dan Bali tercatat senilai Rp155 miliar dan disumbang oleh 513 perusahaan atau 39.000 karyawan. "Dengan besarnya kinerja tersebut maka kami percaya selama tahun 2012 meningkat menjadi 1000 perusahaan," katanya. Di sisi lain, tambah dia, hingga tahun 2016, perusahaan "joint venture" itu optimistis menjalin kerja sama dengan 9.000 perusahaan dalam program DPLK. "Keyakinan itu karena pangsa pasar kami sekarang bisa mencapai 25 persen. Bahkan, mampu memimpin perusahaan asuransi lain yang juga bergerak di sektor DPLK," katanya. Akan tetapi, lanjut dia, di antara lembaga keuangan pihaknya masih menempati peringkat kedua sedangkan nomor satu ditempati oleh DPLK BNI. "Sementara itu, dana pensiun PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencapai Rp6,8 triliun antara Januari sampai April 2012," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012