Pamekasan - Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah (Lazis) Muhammadiyah Pamekasan menyalurkan pinjaman lunak tanpa bunga atau "qordul hasan" kepada para pedagang kecil di wilayah itu. Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pamekasan Matnin, M.EI, Jumat menyatakan, program pinjaman lunak tanpa bunga itu sebagai upaya untuk membantu mengangkat perekonomian masyarakat yang bergerak dalam bidang usaha kecil menengah. "Pertimbangan utama pinjaman lunak tanpa bunga ini untuk pemberdayaan ekonomi rakyat miskin di Pamekasan, serta sebagai bentuk aplikasi dari sistem zakat produktif yang telah dicanangkan Muhammadiyah," paparnya, menjelaskan. Pinjaman yang disalurkan lembaga ini masing-masing sebesar Rp500 ribu dengan jangka waktu pengembalian selama 10 bulan. "Kami hanya mengharapkan sumbangan seikhlasnya saat penerima pinjaman mengembalikan modal. Namanya sumbangan, sesuai dengan keinginan peminjam," tuturnya. Sasaran program ini, sambung Matnin yang juga pelaku usaha pada bidang koperasi syariah di Pamekasan tersebut, kepada para pedagang kali lima (PKL) dan para pedagang asongan atau pedagang pasar yang ada di Pamekasan. Jika pinjaman berjumlah sebanyak Rp500.000 maka mereka harus mengembalikan dalam jangka waktu 40 minggu sebesar Rp12.500 per minggu. Sampai sejauh ini sudah ada sebanyak 20 orang pedagang, baik PKL maupun pedagang asongan yang telah mendapatkan bantuan pinjaman lunak dari lembaga ini. "Alhamdulillah, pengembalian uang berjalan lancar. Sebab pada intinya mereka kan hanya berkewajiban mengembalikan pinjaman pokok, tanpa bunga," ujarnya. Matnin mengemukan, pinjaman lunak kepada para PKL dan pedagang asongan ini, sebagai usaha mengembangkan dana Zis di lembaga itu kepada pola pengelolaan zakat yang bersifat produktif. "Jadi ada dua nilai yang bisa kita terapkan, yakni nilai ekonomi dan nilai ibadah," ucapnya. Nilai ekonomi yang dimaksudkan, menurut dia, yakni berupaya mengangkat perekonomian para pedagang kecil di Pamekasan melalui bantuan pinjaman lunak tanpa bunga tersebut. Sedangkan nilai ibadah adalah mendorong kepada para pelaku usaha dari kalangan rakyat miskin untuk bersedekah, dan uang dari hasil sedekah itu terus dikembangkan membantu modal usaha warga miskin lainnya. "Inilah yang saya maksud dengan bermuamalah yang bernilai ibadah," kata, menambahkan. Matnin yang juga dosen ilmu ekonomi Islam di salah satu perguruan tinggi swasta lebih lanjut menjelaskan, selama ini banyak PKL dan pedagang asongan di Pamekasan yang terpaksa terjerat rentenir saat hendak membutuhkan modal usaha. Sehingga, meski kegiatan usaha berjalan setiap hari, tapi tidak sedikit di antara para pedagang itu yang tidak mampu membayar, bahkan usaha guling tikar, karena suku bunga terlalu tinggi. "Kami berharap program pinjaman modal tanpa bunga ini akan menjadi pemicu majunya perekonomian di kalangan pengusaha kecil di Pamekasan," katanya, berharap.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012