Surabaya - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjalin kerja sama antar-universitas Indonesia dengan Inggris. Communications Officer British Council, Ester Dina Sihombing, dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Senin, menjelaskan kerja sama itu ditandatangani Mohammad Nuh dengan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Inggris, David Willets. "MoU kerja sama itu merupakan tindak lanjut pernyataan bersama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Departemen untuk Bisnis, Inovasi dan Keterampilan Inggris di Jakarta pada April lalu," katanya. Ia menjelaskan penandatangan "MoU" kerja sama di Kedutaan Besar Republik Indonesia di London itu menandai dimulainya kerja sama kedua negara. "Inggris akan menyediakan bantuan pendidikan sekurangnya Rp4 miliar dalam dua tahun ke depan yang di luar bantuan selama ini, seperti skema beasiswa chevening," katanya. Menurut dia, MoU itu akan memperkuat kerja sama pendidikan yang saling menguntungkan kedua negara untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan pengembangan intelektual, sekaligus memperbaharui MoU yang ditandatangani sebelumnya di tahun 2005. "Perjanjian kerja sama yang baru itu akan memperluas cakupan program yang dikelola oleh British Council di bawah bendera 'Internationalising Higher Education' (IHE)'," katanya. Ia mengatakan Program IHE memperkenalkan ilmu baru dan kerja sama ekonomi yang mendukung interaksi di dunia pendidikan tinggi atau menghubungkan universitas dengan bisnis dan industri di kedua negara. Selain itu, Program IHE juga mendukung pertukaran pelajar antar-kedua negara, sekaligus meningkatkan jumlah program-program akademik Inggris di Indonesia. "Salah satu contohnya adalah dengan membantu para akademisi Indonesia untuk datang ke Inggris untuk berdialog seputar kebijakan pendidikan dan menemukan jaringan penelitian baru," katanya. Ia mengharapkan program itu akan mendorong kunjungan para akademisi Inggris dan membantu dalam pembentukan kerangka sertifikasi nasional di Indonesia. Dalam sambutannya, Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Inggris David Willetts mengatakan pihaknya sangat mendukung hubungan kerja sama yang lebih baik lagi antara Indonesia, Inggris, dan institusi pendidikan Inggris berkualitas internasional. "Saya bangga dengan program-program yang terjalin antar universitas kedua negara dan kerja sama mereka di bidang penelitian dan pengembangan. Saya sangat senang bahwa program ini sudah berjalan di Indonesia," katanya. Namun, peluang untuk melakukannya lebih baik lagi tetap terbuka. Pemerintah Inggris telah mengalokasikan dana baru untuk menstimulasi pertumbuhan kerja sama pendidikan dan program kolaborasi, dengan meningkatkan jumlah pertukaran pelajar dan akademisi dari negara-negara Asia ke Inggris dan sebaliknya. Delegasi yang berkunjung ke Inggris terdiri dari 10 wakil dekan universitas di Indonesia, seperti Institut Pertanian Bogor; Institut Teknologi Bandung; Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya; Universitas Tanjungpura, Pontianak; Universitas Hasanuddin, Makasar; Universitas Negeri Jakarta, Universitas Padjadjaran, Bandung; Universitas Nusa Cendana, Kupang; Universitas Negeri Medan; dan Universitas Terbuka. Dalam kunjungan tiga hari di London (28-30 Mei), Mendikbud Mohammad Nuh mengunjungi Universitas Oxford, meresmikan Pusat Pendidikan Indonesia di Universitas Exeter, dan mendatangi Sekolah Pendidikan Oriental dan Afrika di London, dan berpartisipasi dalam Pertemuan Bersama dengan para pembuat kebijakan Inggris dan perwakilan dari sejumlah universitas. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012