Surabaya - Sebanyak 15.000 pohon mangrove ditanam di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) tepatnya di tanggul sungai Avour Wonorejo, Minggu, dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) yang ke-719. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Pemkot Surabaya dengan BUMN, perusahaan swasta, ormas serta para pecinta lingkungan. Acara tersebut juga dihadiri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan perwakilan pejabat BUMN dan BUMD di Surabaya. Kepala Dinas Pertanian Surabaya Samsul Arifin mengatakan sebanyak 15.000 pohon mangrove itu ditanam di kedua sisi tanggul sepanjang kurang lebih 4 kilometer itu. Adapun jenis mangrove yang ditanam antara lain Rhizophora Mucronata Sp, Rhizophora Stylosa Sp, dan Bruguiera Gymnorrhiza SP. "Mangrove memiliki banyak manfaat. Selain mencegah abrasi atau pengikisan tanah oleh air laut, mangrove menjadi tempat hidup bagi beberapa spesies seperti ikan, kepiting, dan juga burung," katanya. Menurut dia, buah dan daunnya dapat diolah menjadi pewarna seperti saat ini ada produk batik mangrove. Sedangkan akarnya bisa untuk arang. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang memimpin langsung penanaman mangrove mengatakan, kepedulian terhadap ekosistem mangrove serta pengelolaan yang baik membuat Surabaya dipercaya menjadi tuan rumah seminar mangrove tingkat ASEAN pada November 2012 dan Februari 2013 mendatang. "Mudah-mudahan apa yang kita lakukan saat ini bermanfaat bagi masyarakat dan anak cucu kita kedepan," ujar Risma. Di hari yang sama, wali kota juga menghadiri panen dan tebar ikan lele di Jl. Pakis Tirtosari XIII RT4 RW5 Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan yang dikelola kelompok pembudidaya ikan Gotong Royong. Kegiatan budidaya ikan lele di Kelurahan Pakis berawal ketika Dinas Pertanian Kota Surabaya mengadakan program pengembangan perikanan (urban farming) pada 2009. Dalam program tersebut, warga diberikan pelatihan tentang tata cara budidaya ikan dan mendapat bantuan 20 kolam terpal. "Karena manfaatnya sungguh nyata dan budidaya lele relatif mudah, maka warga di sini bersemangat mengembangkannya dan membentuk kelompok Gotong Royong. Sekarang kelompok kami sudah berkembang, jumlah anggota mencapai 63 orang dengan 52 kolam berukuran 2x3 meter," kata ketua kelompok Gotong Royong Saman Rusdi. Saman mengatakan, selain budidaya ikan, kelompok ini juga telah berhasil mengembangkan Probiotik Herbal dan pakan ikan alternatif. Probiotik Herbal merupakan cairan yang berfungsi mengurai bakteri yang ada di kolam. Dengan begitu, lanjut dia, air kolam tidak berbau amis serta tidak perlu diganti, cukup ditambah saja bila air berkurang akibat penguapan. "Endapan kotoran kolam cukup diambil dengan cara membuka pipa yang ada di bagian bawah kolam. Nah, air itu sangat bagus untuk kesuburan tanah karena menggunakan Probiotik Herbal yang alami berbahan dasar rempah-rempah seperti temulawak, kunyit, kencur, dan buah mengkudu," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012