PBB, New York - Dana Anak PBB (UNICEF), Sabtu (26/5), menyatakan badan PBB itu marah atas pembunuhan paling akhir sebanyak 32 anak, yang berusia di bawah 10 tahun, dalam konflik di Suriah, yang dikoyak perang tersebut. Pengamat PBB di Suriah mengkonfirmasi serangan di desa Houla, Kota Homs, di dekat ibu kota Suriah, Damaskus. Telah dilaporkan bahwa lebih dari 92 orang tewas dan ratusan orang lagi cedera dalam apa yang dikatakan pegiat adalah serangan artileri oleh pasukan pada Jumat malam (25/5). Namun, media resmi Suriah menuduh kelompok "teror sebagai pelaku pembantaian tersebut". Pernyataan UNICED tersebut dikeluarkan oleh Sarah Crowe, juru bicara bagi direktur pelaksana badan PBB itu. "Kejahatan mengerikan ini terhadap anak muda semacam itu yang bukan menjadi bagian dari pertempuran ini menunjukkan kondisi baru yang mendesak untuk menemukan penyelesaian konflik Suriah," kata Crowe, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad siang. "Pembantaian semacam itu tak bisa dibiarkan tanpa hukuman." "Belasungkawa terdalam kami buat keluarga korban yang telah menderita demikian besar selama 15 bulan belakangan akibat kerusuhan ini," tambah juru bicara tersebut. Sabtu pagi, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengutuk serangan itu. "Sekretaris Jenderal dan utusan khusus bersama (PBB-Liga Arab Kofi Annan) mengutuk dengan sekeras-kerasnya pembunuhan yang dikonfirmasi oleh pengamat PBB, puluhan lelaki, perempuan dan anak-anak serta terlukanya ribuan orang lagi di desa El-Houleh, dekat Homs," demikian pernyataan yang dikeluarkan atas nama Sekretaris Jenderal PBB dan utusan khusus PBB dan Liga Arab bagi Suriah, Kofi Annan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012