Najaf (ANTARA/AFP) - Ulama berpengaruh Syiah Moqtada al-Sadr menentang penggulingan pemerintah Irak namun membahas masalah tidak memperpanjang mandat perdana menteri selama kunjungannya ke Kurdistan, kata sejumlah pejabat Gerakan Sadr, Jumat.
Sadr tiba di wilayah otonomi Kurdistan pada Kamis dengan mengajukan dirinya sebagai penengah antara Presiden Kurdistan Massud Barzani dan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki.
"Moqtada al-Sadr membahas sejumlah masalah selama kunjungannya ke wilayah Kurdistan, termasuk soal tidak memperbarui (mandat) Perdana Menteri Nuri al-Maliki," yang saat ini sedang dalam masa jabatan kedua, kata Dhia al-Assadi, sekretaris jendral blok parlemen Al-Ahrar kubu Sadr.
Sadr menekankan kenetralan gerakannya dan "menyerukan dukungan bagi pemerintah saat ini dan tidak menggulingkannya, asalkan seluruh rakyat Irak berpartisipasi di dalamnya", kata Assadi.
Ia juga "menekankan ideologi utama Gerakan Sadr, yang berlandaskan atas kepentingan memberikan pelayanan kepada rakyat Irak dan menjaga rakyat Irak, serta kesejahteraan Irak bagi seluruh rakyat", tanbah Assadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012