Regional Head PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 4 Subagiyo menegaskan komitmennya untuk mendukung pemusatan industri gula milik pemerintah di bawah PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) melalui Kerja Sama Operasional (KSO) antara PTPN I Regional 4 dengan PT SGN.

"Karyawan PTPN I Regional 4 yang tergabung dalam KSO dengan PT SGN sangat berkompeten untuk mengawal terjadinya swasembada gula sesuai Astacita Presiden Prabowo," kata Subagiyo di Surabaya, Jawa Timur, Senin.

Subagiyo menilai melalui KSO ini, pihaknya akan terus mengawal dengan ketat kinerja PT SGN baik dari sisi on-farm, off-farm, maupun dalam pengambilan keputusan perusahaan sehingga industri gula milik negara mampu memenuhi kebutuhan gula masyarakat Indonesia yang mencapai angka 7,3 juta ton per tahun pada 2022 lalu.

Dalam kegiatan bedah buku berjudul Harapan Baru Industri Gula Nasional yang ditulis oleh Subagiyo sendiri, ia menjelaskan saat ini seluruh pabrik gula yang dulunya dikelola oleh berbagai anak perusahaan PTPN telah dialihkan operasionalnya ke PT SGN.

Langkah tersebut dinilai Subagiyo dapat mengurangi persaingan antar pabrik gula dan antar anak perusahaan PTPN di bidang gula serta mampu meningkatkan efektivitas di semua lini.

Tak luput Subagiyo juga memaparkan bagaimana industri gula nasional mengalami disparitas yang tinggi terhadap konsumsi gula nasional mengingat produksi gula dalam negeri yang hanya 2,35 juta ton pada 2022 lalu.

Menurut Subagiyo, disparitas tersebut terjadi akibat tantangan industri gula nasional dalam beberapa tahun terakhir seperti tantangan cuaca dan iklim yang tak menentu dan turunnya produktivitas akibat berkurangnya lahan perkebunan tebu.

Selain itu juga terdapat stagnasi investasi teknologi perkebunan di pabrik-pabrik pengolahan tebu, pandemi COVID-19 yang merusak perekonomian dunia, serta pemilihan kebijakan impor dan penetapan harga gula yang dinilai kurang menguntungkan para pelaku industri dan petani.

Subagiyopun turut menyambut angin segar yang dinyatakan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada Kamis (19/12) lalu menyatakan bahwa pemerintah akan berhenti melakukan impor gula mulai 2025.

"Tentu ini merupakan angin segar bagi pelaku industri dan para petani lokal demi meningkatkan produktivitas gula nasional dengan harapan pemerintah juga bisa menghasilkan kebijakan-kebijakan lain untuk mendorong produktivitas tersebut," kata Subagiyo.

Ia menilai pemerintah sudah mulai meningkatkan tata kelola air untuk menciptakan ekosistem pertanian yang baik di seluruh wilayah Indonesia sekaligus sebagai langkah awal menuju tujuan besar nasional terkait swasembada pangan.

Dalam buku yang ditulisnya, Subagiyo berharap pemerintah bisa menjadikan buah gagasannya sebagai referensi dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang pro industri dan petani tebu nasional.

Harapan itu sejalan dengan pemikiran Prof. Dr. Imron Mawardi S.P., M.Si yakni pakar ekonomi sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) yang berharap gagasan penulis dapat menjadi referensi dalam pengambilan kebijakan pemerintah.

"Harapannya pemerintah bisa menjadikan buah gagasan penulis sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan tentang pertanian dan perkebunan mengingat kiprah penulis yang sudah berkecimpung di industri gula nasional selama 25 tahun," kata Imron.

Pewarta: Fahmi Alfian

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024