Kediri - Kantor Bea Cukai Tipe Madya Cukai Kediri, menargetkan penerimaan dana cukai pada 2012 ini sampai Rp16,4 triliun naik dibanding 2011 yang mencapai Rp15,7 triliun. "Setiap tahun target selalu kami naikkan. Tahun lalu (2011, red), target kami ada Rp15,6 trilun nyatanya bisa lebih penerimaannya," kata Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Kantor Bea Cukai Tipe Madya Cukai Kediri Latief Helmi di Kediri, Selasa. Ia mengatakan, target penerimaan cukai itu memang sudah diprediksikan sebelunya. Dengan berbagai perhitungan, nantinya target itu akan diupayakan bisa tercapai. Pihaknya juga menyebut, saat ini memang sudah terealisasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 200 tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian, Pembekuan, dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai, di mana salah satu persyaratannya adalah tentang luas lahan yang harus digunakan untuk usaha rokok tersebut minimal 200 meter. Bea Cukai, kata dia, juga sudah melakukan pembaharuan NPPBKC dengan menerima pendaftaran lagi usaha tersebut. Jika ada perusahaan yang tidak terdaftar, secara otomatis tidak mendapatkan izin. "Untuk pendaftaran NPPBKC sudah kami lakukan. Jumlah pabrik rokok per 31 Maret 2012 terdata ada 64 pabrik," katanya, mengungkapkan. Ia juga menyebut, jumlah itu memang berkurang jauh daripada sebelumnya. Saat itu terdaftar sekitar 200 pabrik rokok. Namun, dengan adanya PMK tersebut turun drastis. Latief menyebut, jumlah perusahaan yang masih bertahan di wilayah Bea Cukai Kediri merata di seluruh daerah, di antaranya di Kota/Kabupaten Kediri, serta Nganjuk. Untuk daerah lain, seperti Jombang sangat minim. Pihaknya juga menyebut, aturan itu memang diberlakukan dan bukan berarti menambah jumlah pengangguran. Pemerintah sudah membuat berbagai macam program untuk usaha kreatif lainnya. Disinggung adanya potensi peredaran rokok ilegal pascapenerapan PMK tersebut, Latief mengatakan potensi tersebut tentunya ada. Namun, pihaknya juga sigap dengan menerjunkan tim ke lapangan untuk pengawasan dan pemantauan. "Kami mempunyai tim tersendiri dan mereka siap turun ke lapangan," ujarnya. Walaupun jumlah perusahaan rokok turun drastis, Latief mengaku optimistis targetan itu bisa terealisasi. Selain ada PT Gudang Garam, Tbk sebagai perusahaan utama, mengingat 95 persen cukai didapat dari perusahaan rokok tersebut, masih banyak perusahaan lainnya yang juga beroperasi.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012